Rabu, 17 Juni 2009

MEMBINA RUMAH TANGGA "SAMARA" (6)

G. PIAGAM UNTUK KENANGAN.

Setelah umur mencapai 60 tahun tibalah saat mengakhiri tugas selaku Pegawai Negeri Sipil dengan Masa Kerja 40 tahun, yang diawali dengan SK Menteri Agama Nomor : B/VIII/7/6306 Tanggal 23 Oktober 1962 yang ditanda tangani oleh Kepala Bagian Keepegawaian Bapak R.K. Sadikin.tentang Pengangkatan saya sebagai Pegawai Bulanan Organik dengan Pangkat Guru Agama Putra D/II.
Pada saat melapor kepada MenteriAgama Bapak Prof.DR. H.Said Agil Munawar, beliau menawarkan kesempatan untuk menambah pengabdian selama 5 tahun lagi sampai umur 65 tahun, karena saya memenuhi syarat untuk itu . Pangkat pada saat itu sudah mencapai pangkat maksimal bagi Pegawai Negeri Sipil yaitu Pembina Utama ( IV/e) setara dengan Pangkat Jenderal Penuh bagi Militer. Adapun jabatan yang ditawarkan adalah sebagai Tenaga Edukatif : Dosen di Perguruan Tinggi atau sebagai Widya Iswara di Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Pegawai. Tawaran ini dimusyawarahkan kepada Iyang dan Anak-Anak, ternyata mereka semua “Menolak” dengan alasan dan komentar :
1 Bahwa masa kerja saya selaku Abdi Negara sudah cukup lama, 40 tahun. sehingga sudah saatnya untuk istirahat.
2 Agar terbebas dari ikatan tugas dan tanggung jawab dan dapat menikmati hari tua bersama anak cucu.
3 Agar berkonsentrasi dalam kegiatan sosial kemasyrakatan yang ringan dan bernilai Ibadah.
4 Agar mempunyai kebebasan waktu tanpa ikatan untuk melakukan kegiatan keluarga seperti berkunjung ke kampung halaman.
5 Dan lain-lain lagi yang bersifat menjaga kondisi fisik agar jangan terlalu capek.

Saran keluarga ini disampaikan kepada Bapak Menteri Agama, beliau memahami dan menerima dengan baik. Selanjutnya saya memproses persiapan untuk mengakhiri tugas. Beberapa minggu kemudian keluarlah SK. Presiden R.I. yang ditanda tangani oleh Ibu Megawati Sukarno Putri Nomor : 26/K TAHUN 2002 tanggal, 18 Juli2002 tentang Ketetapan Pensiun saya sebagai Pegawai Negeri Sipil denganPangkat “Pembina Utama” (IV/e). Dengan keluarnya SK Presiden R.I. tersebut maka tuntas dan lengkaplah tugas saya selaku Abdi Negara yang memiliki “Tanda Kehormatan ” dan “Piagam” yang dianggap “Utama” disamping ratusan lainnya yang bersifat “biasa” dapat dicatat sebagai berikut :

1.Tanda Kehormatan Presiden Republik Indonesia, 30 Nopember 1993
KEPPRES R.I. Nomor : 094/TK/TAHUN 1993.
“TANDA KEHORMATAN SATYA LENCANA KARYA SATYA”
KELAS : II


2.Tanda Kehormatan Presiden Republik Indonesia , 1 Agustus 1997.
KEPPRES R.I. Nomor : 064/TK/TAHUN 1997
“TANDA KEHORMATAN SATYA LENCANA KARYA SATYA”
30 TAHUN

3. Piagam Ketua Lembaga Administrasi Negara ( L A N )
“MENGIKUTI SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN ADMINISTRAS”
( SESPA ANGKATAN XII )
Nomor : 8396/AK-XII/DEPAG/II/87

4. Piagam Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional, 21 Desember 1991.
“MENGIKUTI LEMHANNAS KURSUS REGULER ANGKATAN XXIV”
TAHUN 1991

5. Piagam Penghargaan Komandan SESKO - AD, 27 Januari 1995
“MENGIKUTI GLADI MAKO BAKORSTANASDA SUMBAGUT”
BUKIT BARISAN TAHUN 1994/1995
Nomor : 1/I/P/1995.

6. Piagam Penghargaan Direktur International Management Indonesia (IMI)
“PENERIMA ANUGERAH ADIPRIMA KARYA AWARD”
TAHUN 1998

7. Sertifikat International Management Indonesia Interprise Corporation
“PENERIMA ANUGERAH ADI KARYA AWARD “
TAHUN 1996

8 The Institute for Training and Development Award
“EXECUTIVE MANAGEMENT COURSE “
STRATEGIC MANAGEMENT AND PLANNING
UNIVERSITY OF MASSACHUSETTS USA
TAHUN 1990.

9. Piagam Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP. 7 ) Pusat.
“PENATARAN P-4 PEJABAT ESELON II”
Nomor : 01127/BP-7/ES.II/II/1995

10. Piagam Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
“KURSUS CALON PETUGAS BINTAL TAHPOL G.30.S/PKI”
Nomor : SK/SUSCAGAS/103/II/1974



11. Piagam Komandan KRI Teluk Banten
“MENGIKUTI PELAYARAN KRI TELUK BANTEN 516”
Nomor : 039/III/95/TBT

12. Dan Beberapa Piagam dan Penghargaan lainnya.
Semoga Allah subhanahu wata’ala berkenan menerima pengabdian
kami ini dan bernilai Ibadah disi Nya. Amin ya Robbal ‘alamin.


H. P E N U T U P .

Setelah mengerahkan daya ingatan terhadap peristiwa yang kami alami sejak tahun 1963 lebih kurang 45 tahun yang lalu akhirnya rampung juga tulisan yang kami beri judul “Membina Rumah Tangga Sakinah”. Membaca tulisan ini serasa kembali kemasa dimana peristiwa itu terjadi, disaat bertemu dengan tulisan yang mengungkapkan situasi prihatin, sedih dan sulit, terucap kalimat “syukur” karena masalah itu telah kami lalui dan telah berhasil kami atasi, disaat bertemu dengan tulisan yang mengisahkan tentang situasi gembira, bahagia dan sukses, secara spontan “tersenyum” dan timbul keinginan untuk kembali kemasa situasi itu terjadi.
Sekarang kami tengah menikmati Rumah Tangga Sakinah Mawaddah dan Rahmah (Rumah tangga “SAMARA”) buah dari usaha yang kami tanam pada masa yang lalu, ucapan syukur alhamdulillah yang selalu kami lantunkan karena “buah” itu terasa lezat untuk dimakan , terasa indah untuk dilihat dan terasa merdu untuk didengar . Dan inilah yang yang kami maksudkan dengan Sakinah, Mawaddah dan Rohmah. Selama 40 tahun kami bina, kami pupuk, kami usahakan dan kami jaga dengan kiat-kiat yang ingin kami wariskan kepada anak cucu dan zuriyat kami. Adapun kiat-kiat yang kami maksudkan adalah lebih kurang sebagai berikut :


1. Diantara kami berdua (suami-istri).
a.Saling mempercayai dan menghilangkan sikap curiga.
b Saling hormat-menghormati.
c.Saling pengertian.
d.Tidak ada rahasia diantara kami.
e.Tidak menyimpan sifat dendam.
f. Memahami dan menjaga Hobby dan Pantangan masing-masing.
g. Menyelesaikan“Perbedaan Pendapat” dengan mulus dan “Santai”
h. Saling memberi dan menerima “Saran dan Pendapat”
i. Membentengi diri dari intervensi pihak luar.
j. Menjaga “aib keluarga” agar tidak diketahui pihak luar.
k. Menyelenggarakan”Mimbar Santai” untuk menyampaikan dan membahas cerita/berita baru baik “Humor” maupun “Actual”



2. Terhadap Anak-Anak.
a.Anak merupakan titipan Ilahy.
b.Tidak memaksakan kehendak dan keinginan orang tua.
c. Anak tidak dituntut Prestasi berlebihan.
d. Anak menguasai bahasa dan budaya “Orang tua” (Ibu-Ayah)
e. Anak dapat membedakan situasi “Humor” dan “Serius”
f. Anak diberikan hak untuk mengeluarkan pendapat.
g. Anak dibina jiwa demokrasi melalui “arena diskusi”
h. Anak merasakan orang tua sebagai “Panutan” dan “Kebanggaan”
i. Anak sebagai “teman” dan “andalan” dihari tua.
j. Menghormati buah pikiran Anak.


3. Terhadap Orang Tua dan Keluarga.
a.Tidak membedakan antara Orang tua dan Mertua.
b. Membina kehamonisan keluarga Suami dan keluarga Istri.
c. Menguasai dan memahami budaya dan bahasa pihak Mertua.
d. Mempunyai kepedulian Pembangunan didesa Suami/Istri.
e. Mengayomi anggota keluarga yang kurang beruntung.
f. Turut aktif menyelesaikan Problem yang menimpa Keluarga besar.
g. Tidak mengungkit jasa yang diberikan.
h. Bersikap bijaksana dalam bertindak.

Dengan butir-butir “Kiat” inilah kami berusaha menciptakan, membina dan menjaga Rumah Tangga kami dari terpaan pengaruh lingkungan baik intern maupun extern yang bersifat Ancaman, Tantangan,Hambatan dan Gangguan. Alhamdulillah Allah memberkahi usaha kami dengan Nikmat Banyak sekali yang tidak terbayangkan pada saat kami mulai Merangkuh Dayung Bahtera Rumah Tangga .

Dalam rangka “tahadduts bi ni’mah” (mengungkapkan nikmat Allah), dapat kami catat diantara Ni’mat Allah itu antara lain :

1. Mendapatkan keberkahan menjadi “Dluyufurrahman” (tamu Allah) di tanah suci sebanyak 4 kali tanpa mengeluarkan uang dari saku sendiri.

2. Dapat kesempatan berkunjung kenegara-negara di Empat Benua.

3. Dapat mengantar anak-anak , Menyelesaikan Pendidikan S.1, Bekerja, Berumah tangga sebelum kami Pensiun.Dan sekarang mereka telah hidup mapan dirumahnya masing-masing, serta mempunyai kepedulian terhadap orang tuanya.

4. Diberkahi menjadi Pejabat Eselon II di Empat Propinsi dan menyelesaikan tugas dengan mulus dan selamat tanpa ada masalah.

5. Diberkahi untuk berbakti kepada Desa kelahiran dalam bentuk yang besar “ Tiga Pengabdian bagi Ranah Kelahiran”

6. Dan lain-lain lagi yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Atas nikmat Allah ini tidak henti-hentinya kami memaca Firman Allah yang disebut berulang-ulang dalam Surat Arrahman : …..“Fa bi ayyi aalaa i Robbikuma Tukadzdzibaaan”…. ( Maka nikmat Allah yang mana lagi yang kamu dustakan.).

Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi anak cucu serta zurriyat keturunan kami yang berfungsi sebagai “Napak Tilas” bagi kehidupan leluhur mereka serta dapat dijadikan Ajang “ Komunikasi dan Silaturrahim” di zaman mutakhir yang serba canggih ini.

Kepada Anak-Anakku, khususnya ananda Ir.H.Herdiansyah dan isterinya Hj.Vicky Elviayana yang telah membuka Home Page ini buat “Kakek” diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya .Insya Allah akan dicatat Allah sebagai Amal “Birrul Walidain” dari “Anak yang saleh” Amin ya Robbal ‘alamin.

Tidak ada komentar: