Rabu, 17 Juni 2009

MEMBINA RUMAH TANGGA "SAMARA" (6)

G. PIAGAM UNTUK KENANGAN.

Setelah umur mencapai 60 tahun tibalah saat mengakhiri tugas selaku Pegawai Negeri Sipil dengan Masa Kerja 40 tahun, yang diawali dengan SK Menteri Agama Nomor : B/VIII/7/6306 Tanggal 23 Oktober 1962 yang ditanda tangani oleh Kepala Bagian Keepegawaian Bapak R.K. Sadikin.tentang Pengangkatan saya sebagai Pegawai Bulanan Organik dengan Pangkat Guru Agama Putra D/II.
Pada saat melapor kepada MenteriAgama Bapak Prof.DR. H.Said Agil Munawar, beliau menawarkan kesempatan untuk menambah pengabdian selama 5 tahun lagi sampai umur 65 tahun, karena saya memenuhi syarat untuk itu . Pangkat pada saat itu sudah mencapai pangkat maksimal bagi Pegawai Negeri Sipil yaitu Pembina Utama ( IV/e) setara dengan Pangkat Jenderal Penuh bagi Militer. Adapun jabatan yang ditawarkan adalah sebagai Tenaga Edukatif : Dosen di Perguruan Tinggi atau sebagai Widya Iswara di Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Pegawai. Tawaran ini dimusyawarahkan kepada Iyang dan Anak-Anak, ternyata mereka semua “Menolak” dengan alasan dan komentar :
1 Bahwa masa kerja saya selaku Abdi Negara sudah cukup lama, 40 tahun. sehingga sudah saatnya untuk istirahat.
2 Agar terbebas dari ikatan tugas dan tanggung jawab dan dapat menikmati hari tua bersama anak cucu.
3 Agar berkonsentrasi dalam kegiatan sosial kemasyrakatan yang ringan dan bernilai Ibadah.
4 Agar mempunyai kebebasan waktu tanpa ikatan untuk melakukan kegiatan keluarga seperti berkunjung ke kampung halaman.
5 Dan lain-lain lagi yang bersifat menjaga kondisi fisik agar jangan terlalu capek.

Saran keluarga ini disampaikan kepada Bapak Menteri Agama, beliau memahami dan menerima dengan baik. Selanjutnya saya memproses persiapan untuk mengakhiri tugas. Beberapa minggu kemudian keluarlah SK. Presiden R.I. yang ditanda tangani oleh Ibu Megawati Sukarno Putri Nomor : 26/K TAHUN 2002 tanggal, 18 Juli2002 tentang Ketetapan Pensiun saya sebagai Pegawai Negeri Sipil denganPangkat “Pembina Utama” (IV/e). Dengan keluarnya SK Presiden R.I. tersebut maka tuntas dan lengkaplah tugas saya selaku Abdi Negara yang memiliki “Tanda Kehormatan ” dan “Piagam” yang dianggap “Utama” disamping ratusan lainnya yang bersifat “biasa” dapat dicatat sebagai berikut :

1.Tanda Kehormatan Presiden Republik Indonesia, 30 Nopember 1993
KEPPRES R.I. Nomor : 094/TK/TAHUN 1993.
“TANDA KEHORMATAN SATYA LENCANA KARYA SATYA”
KELAS : II


2.Tanda Kehormatan Presiden Republik Indonesia , 1 Agustus 1997.
KEPPRES R.I. Nomor : 064/TK/TAHUN 1997
“TANDA KEHORMATAN SATYA LENCANA KARYA SATYA”
30 TAHUN

3. Piagam Ketua Lembaga Administrasi Negara ( L A N )
“MENGIKUTI SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN ADMINISTRAS”
( SESPA ANGKATAN XII )
Nomor : 8396/AK-XII/DEPAG/II/87

4. Piagam Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional, 21 Desember 1991.
“MENGIKUTI LEMHANNAS KURSUS REGULER ANGKATAN XXIV”
TAHUN 1991

5. Piagam Penghargaan Komandan SESKO - AD, 27 Januari 1995
“MENGIKUTI GLADI MAKO BAKORSTANASDA SUMBAGUT”
BUKIT BARISAN TAHUN 1994/1995
Nomor : 1/I/P/1995.

6. Piagam Penghargaan Direktur International Management Indonesia (IMI)
“PENERIMA ANUGERAH ADIPRIMA KARYA AWARD”
TAHUN 1998

7. Sertifikat International Management Indonesia Interprise Corporation
“PENERIMA ANUGERAH ADI KARYA AWARD “
TAHUN 1996

8 The Institute for Training and Development Award
“EXECUTIVE MANAGEMENT COURSE “
STRATEGIC MANAGEMENT AND PLANNING
UNIVERSITY OF MASSACHUSETTS USA
TAHUN 1990.

9. Piagam Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP. 7 ) Pusat.
“PENATARAN P-4 PEJABAT ESELON II”
Nomor : 01127/BP-7/ES.II/II/1995

10. Piagam Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
“KURSUS CALON PETUGAS BINTAL TAHPOL G.30.S/PKI”
Nomor : SK/SUSCAGAS/103/II/1974



11. Piagam Komandan KRI Teluk Banten
“MENGIKUTI PELAYARAN KRI TELUK BANTEN 516”
Nomor : 039/III/95/TBT

12. Dan Beberapa Piagam dan Penghargaan lainnya.
Semoga Allah subhanahu wata’ala berkenan menerima pengabdian
kami ini dan bernilai Ibadah disi Nya. Amin ya Robbal ‘alamin.


H. P E N U T U P .

Setelah mengerahkan daya ingatan terhadap peristiwa yang kami alami sejak tahun 1963 lebih kurang 45 tahun yang lalu akhirnya rampung juga tulisan yang kami beri judul “Membina Rumah Tangga Sakinah”. Membaca tulisan ini serasa kembali kemasa dimana peristiwa itu terjadi, disaat bertemu dengan tulisan yang mengungkapkan situasi prihatin, sedih dan sulit, terucap kalimat “syukur” karena masalah itu telah kami lalui dan telah berhasil kami atasi, disaat bertemu dengan tulisan yang mengisahkan tentang situasi gembira, bahagia dan sukses, secara spontan “tersenyum” dan timbul keinginan untuk kembali kemasa situasi itu terjadi.
Sekarang kami tengah menikmati Rumah Tangga Sakinah Mawaddah dan Rahmah (Rumah tangga “SAMARA”) buah dari usaha yang kami tanam pada masa yang lalu, ucapan syukur alhamdulillah yang selalu kami lantunkan karena “buah” itu terasa lezat untuk dimakan , terasa indah untuk dilihat dan terasa merdu untuk didengar . Dan inilah yang yang kami maksudkan dengan Sakinah, Mawaddah dan Rohmah. Selama 40 tahun kami bina, kami pupuk, kami usahakan dan kami jaga dengan kiat-kiat yang ingin kami wariskan kepada anak cucu dan zuriyat kami. Adapun kiat-kiat yang kami maksudkan adalah lebih kurang sebagai berikut :


1. Diantara kami berdua (suami-istri).
a.Saling mempercayai dan menghilangkan sikap curiga.
b Saling hormat-menghormati.
c.Saling pengertian.
d.Tidak ada rahasia diantara kami.
e.Tidak menyimpan sifat dendam.
f. Memahami dan menjaga Hobby dan Pantangan masing-masing.
g. Menyelesaikan“Perbedaan Pendapat” dengan mulus dan “Santai”
h. Saling memberi dan menerima “Saran dan Pendapat”
i. Membentengi diri dari intervensi pihak luar.
j. Menjaga “aib keluarga” agar tidak diketahui pihak luar.
k. Menyelenggarakan”Mimbar Santai” untuk menyampaikan dan membahas cerita/berita baru baik “Humor” maupun “Actual”



2. Terhadap Anak-Anak.
a.Anak merupakan titipan Ilahy.
b.Tidak memaksakan kehendak dan keinginan orang tua.
c. Anak tidak dituntut Prestasi berlebihan.
d. Anak menguasai bahasa dan budaya “Orang tua” (Ibu-Ayah)
e. Anak dapat membedakan situasi “Humor” dan “Serius”
f. Anak diberikan hak untuk mengeluarkan pendapat.
g. Anak dibina jiwa demokrasi melalui “arena diskusi”
h. Anak merasakan orang tua sebagai “Panutan” dan “Kebanggaan”
i. Anak sebagai “teman” dan “andalan” dihari tua.
j. Menghormati buah pikiran Anak.


3. Terhadap Orang Tua dan Keluarga.
a.Tidak membedakan antara Orang tua dan Mertua.
b. Membina kehamonisan keluarga Suami dan keluarga Istri.
c. Menguasai dan memahami budaya dan bahasa pihak Mertua.
d. Mempunyai kepedulian Pembangunan didesa Suami/Istri.
e. Mengayomi anggota keluarga yang kurang beruntung.
f. Turut aktif menyelesaikan Problem yang menimpa Keluarga besar.
g. Tidak mengungkit jasa yang diberikan.
h. Bersikap bijaksana dalam bertindak.

Dengan butir-butir “Kiat” inilah kami berusaha menciptakan, membina dan menjaga Rumah Tangga kami dari terpaan pengaruh lingkungan baik intern maupun extern yang bersifat Ancaman, Tantangan,Hambatan dan Gangguan. Alhamdulillah Allah memberkahi usaha kami dengan Nikmat Banyak sekali yang tidak terbayangkan pada saat kami mulai Merangkuh Dayung Bahtera Rumah Tangga .

Dalam rangka “tahadduts bi ni’mah” (mengungkapkan nikmat Allah), dapat kami catat diantara Ni’mat Allah itu antara lain :

1. Mendapatkan keberkahan menjadi “Dluyufurrahman” (tamu Allah) di tanah suci sebanyak 4 kali tanpa mengeluarkan uang dari saku sendiri.

2. Dapat kesempatan berkunjung kenegara-negara di Empat Benua.

3. Dapat mengantar anak-anak , Menyelesaikan Pendidikan S.1, Bekerja, Berumah tangga sebelum kami Pensiun.Dan sekarang mereka telah hidup mapan dirumahnya masing-masing, serta mempunyai kepedulian terhadap orang tuanya.

4. Diberkahi menjadi Pejabat Eselon II di Empat Propinsi dan menyelesaikan tugas dengan mulus dan selamat tanpa ada masalah.

5. Diberkahi untuk berbakti kepada Desa kelahiran dalam bentuk yang besar “ Tiga Pengabdian bagi Ranah Kelahiran”

6. Dan lain-lain lagi yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Atas nikmat Allah ini tidak henti-hentinya kami memaca Firman Allah yang disebut berulang-ulang dalam Surat Arrahman : …..“Fa bi ayyi aalaa i Robbikuma Tukadzdzibaaan”…. ( Maka nikmat Allah yang mana lagi yang kamu dustakan.).

Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi anak cucu serta zurriyat keturunan kami yang berfungsi sebagai “Napak Tilas” bagi kehidupan leluhur mereka serta dapat dijadikan Ajang “ Komunikasi dan Silaturrahim” di zaman mutakhir yang serba canggih ini.

Kepada Anak-Anakku, khususnya ananda Ir.H.Herdiansyah dan isterinya Hj.Vicky Elviayana yang telah membuka Home Page ini buat “Kakek” diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya .Insya Allah akan dicatat Allah sebagai Amal “Birrul Walidain” dari “Anak yang saleh” Amin ya Robbal ‘alamin.

MEMBINA RUMAH TANGGA "SAMARA" (5)

F. ANAK – ANAK.
Allah subhanahu wata’ala memberkahi pernikahan kami dengan memberikan nikmat yang banyak sekali diantaranya kami dipercayakan untuk menjaga amanat dan titipanNya berupa 4 (empat) orang anak laki-laki yang merupakan buah hati penyejuk mata memandang , penambah gairah dan semangat berjuang dan merupakan tambatan hidup dihari tua, mereka adalah :

1. Herdiansyah.
2. Safriansyah.
3. Ahmad Hamami.
4. Zulfikri.




1. Putra Pertama :

Nama : Ir.H. Herdiansyah.
Jenis Kelamin : Laki-l;aki.
Tempat/Tgl.Lahir : Ciputat Jakarta, 23 Oktober 1967.
Ibadah Haji : Tahun 2007.

Pendidikan :
T.K. : Taman Kanak-Kanak Aisyiah Tebet Timur Jakarta.
SD : SD Muhammadiyah Tebet Timur Jakarta.
SLTP : SMP Negeri 115 Tebet Timur Jakarta.
SLTA : SMA Negeri VIII Bukit Duri Jakarta.
Perguruan Tinggi :
- Dalam Negeri : Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung.
- Luar Negeri : Kejuruan Telekom SIEMENS di Jerman.

Pekerjaan : - Senior Manager PT Siemens Indonesia.
- Direktur Mobile Eight / Frend.
-
Tempat Tinggal : - Villa Permata – Bogor Baru.Telp. 0251-326939.

- Kemang Timur XI Nomor 22, Jakarta Selatan.
Telepon 021-7199775

Pernikahan :
- Nama Istri : Hj.Vicky Elvyana bt Mulyana,SH.- Sukabumi.

- Akad Nikah : di Sukabumi tanggal, 7 September 1997.
Bertindak sebagai Saksi Irjen Dep.Agama
Bapak Jenderal Sukarya.

- Resepsi : Gedung Manggala Wanabakti Jakarta
Tanggal 13 September 1997.
Hadir selaku tamu utama antara lain :
1. Gubernur DKI/Menteri Dalam Negeri Suryadi.
2. Sekjen Dep.Agama Prof.DR. Chotib Quswen

Anak-Anak :

1 Pramaditya Herdian, Laki-laki lahir di Bandung 12 Juni 1998.
2 Audricca Pasyaya Herdian, Laki-laki lahir di Bogor 24 Mei 2002.
3 Rayka Muhammad Herdian, Laki-laki lahir di Bogor 8 Okt. 2007.


2. Putra ke Dua :

Nama : Drs. H.Safriansyah, MBA.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Tempat/Tgl.lahir : Tebet Jakarta, 11 Mei 1969.
Ibadah Haji : Tahun 2005.

Pendidikan :

T.K. : Taman Kanak-Kanak Aisyiah Tebet Timur, Jakarta.
SD : SD Muhammadiyah Tebet Timur, Jakarta.
SLTP : MTs. Muhammadiyah Tebet Timur Jakarta.
SLTA : MAN Mampang Prapatan, Jakarta.
Perguruan Tinggi :

- S. 1. : Fakultas Syari’ah.
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
- S. 2 : di J a k a r t a.

Pekerjaan : PNS , MAPENDA , Ditjen Pendidikan Islam.
Dep. Agama Jakarta.

Tempat Tinggal : Jl.Pipit II Blok F6 No.18.
No. Telepon 021-8485324.
Pernikahan :
Nama Istri : Ida Farida bt H. Hasan Yahya – Betawi.

Akad Nikah : di Cawang Jakarta tanggal 3 Juli 1994.

Resepsi : Gedung Darma Wanita Pusat Jakarta
Tanggal 5 Juli 1994. dihadiri oleh tamu utama :
1. Menteri Agama Bapak Dr.H.Tarmizi Taher.
2. Seluruh Pejabat Eselon I Dep.Agama.


Anak-Anak :

1. Ananda Frida Erlita, Perempuan. lahir di Jakarta tgl. 14 April 1995.

2. Dinda Ayuni Parahdiba, Perempuan lahir di Jakarta tgl. 19 Juni 1997.



2. Putra ke Tiga :

Nama : Ahmad Hamami, S.Sos.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Tempat/Tgl.Lahir : Tebet Jakarta, 12 Mei 1971.

Pendidikan :
TK : Taman Kanak-Kanak Aisyiah Tebet Timur.
SD : SD Negeri I Tebet Timur Jakarta.
SLTP : SMP Negeri 115 Tebet Timur Jakarta.

SLTA : Kelas 1 SMA Muhammadiyah Tebet Timur.
Kelas 2-3, SMA XVII Yogyakarta.

Perguruan Tinggi:
- Dalam Negeri : Fak. Sospol Jurusan Hubungan Internasional
Universitas Jayabaya Jakarta.

- Luar Negeri : Pendalaman Bahasa Inggris di Canada.

Pekerjaan : PNS. Biro Perencanaan Dep.Agama.

Tempat Tinggal : Blok A 4 Nomor 9.
Gardenia Estate Ciputat.
Tangerang Banten Telepon No. 021-7441404
Pernikahan :
Nama Istri : Nova Indriani bt Moden – Muara Enim.

Akad Nikah : Masjid Raya Al Ittihad Tebet Barat Jakarta
Tanggal, 12 Mei 2001. Dihadiri Menteri Agama
Bapak K.H.Tolhah Hasa sekaligus sebagai Saksi dan Nasehat perkawinan. Didampingi Sekjen Depag Bapak Drs.H.Mubarok.

Resepsi : Gedung Serba Guna Komplek Olah Raga
Senayan Jakarta.tanggal, 13 Mei 2001.

Anak-Anak :

1. Nasha Zelika Alif Yaa,Perempuan. Lahir tgl.11 April 2002 di Ciputat
2. Adzana Salehah Alif Yaa, Perempuan. Lahir tgl. 8 Januari 2005 di Ciputat
3. Ahmad Jastinan Abhinaya, Laki-laki,Lahir tgl. 25 Januari 2007 di Ciputat


4. Putra ke Empat :

Nama : Zulfikri, ST.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Tempat/Tgl.Lahir : 15 Juli 1973 di Tebet Timur Jakarta.

Pendidikan :
TK : -
SD : Kelas 1 SD Tri Sula Tebet Timur Jakarta.
Kelas 2 s/d 6 , SD Muhammadiyah Tebet Timur.

SLTP : SMP Negeri 73 Tebet Timur Jakarta.

SLTA : Kelas 1 SMA Negeri 26 Tebet Barat.
Kelas 2 SMA PITI Yogyakarta.
Kelas 3 SMA Pasundan Bandung.

Perguruan Tinggi: :
- Dalam Negeri : - Fakultas Tehnik Universitas Jayabaya,
Jurusan Tehnik Sipil Kering - Jakarta.
- Fakultas Tehnik Universitas Palembang.
Jurusan Tehnik Sipil Kering - Palembang.

- Luar Negeri : Pendalaman Bahasa Inggris di Australia.

Pekerjaan :- PNS di Kanwil Dep.Agama DKI Jakarta.
:- PNS Ditjen Penyelenggaraan Haji Dep.Agama.

Tempat Tinggal : Jl. Pipit III Blok A 2 Nomor 20
Jati Bening Estate, Bekasi Telepon 8476619

Pernikahan :

Akad Nikah : di Palembang tanggal 7 Januari 2001.

Resepsi : di Arahan – Lahat tanggal 14 Januari 2001.
Hadir sebagai tamu terhormat :
1. Rektor IAIN Raden Fatah Palembang.
2. Bupati Muara Enim
3. .Bupati Lahat
4. Walikota Pagar Alam.
F. ANAK – ANAK.
Allah subhanahu wata’ala memberkahi pernikahan kami dengan memberikan nikmat yang banyak sekali diantaranya kami dipercayakan untuk menjaga amanat dan titipanNya berupa 4 (empat) orang anak laki-laki yang merupakan buah hati penyejuk mata memandang , penambah gairah dan semangat berjuang dan merupakan tambatan hidup dihari tua, mereka adalah :

1. Herdiansyah.
2. Safriansyah.
3. Ahmad Hamami.
4. Zulfikri.




1. Putra Pertama :

Nama : Ir.H. Herdiansyah.
Jenis Kelamin : Laki-l;aki.
Tempat/Tgl.Lahir : Ciputat Jakarta, 23 Oktober 1967.
Ibadah Haji : Tahun 2007.

Pendidikan :
T.K. : Taman Kanak-Kanak Aisyiah Tebet Timur Jakarta.
SD : SD Muhammadiyah Tebet Timur Jakarta.
SLTP : SMP Negeri 115 Tebet Timur Jakarta.
SLTA : SMA Negeri VIII Bukit Duri Jakarta.
Perguruan Tinggi :
- Dalam Negeri : Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung.
- Luar Negeri : Kejuruan Telekom SIEMENS di Jerman.

Pekerjaan : - Senior Manager PT Siemens Indonesia.
- Direktur Mobile Eight / Frend.
-
Tempat Tinggal : - Villa Permata – Bogor Baru.Telp. 0251-326939.

- Kemang Timur XI Nomor 22, Jakarta Selatan.
Telepon 021-7199775

Pernikahan :
- Nama Istri : Hj.Vicky Elvyana bt Mulyana,SH.- Sukabumi.

- Akad Nikah : di Sukabumi tanggal, 7 September 1997.
Bertindak sebagai Saksi Irjen Dep.Agama
Bapak Jenderal Sukarya.

- Resepsi : Gedung Manggala Wanabakti Jakarta
Tanggal 13 September 1997.
Hadir selaku tamu utama antara lain :
1. Gubernur DKI/Menteri Dalam Negeri Suryadi.
2. Sekjen Dep.Agama Prof.DR. Chotib Quswen

Anak-Anak :

1 Pramaditya Herdian, Laki-laki lahir di Bandung 12 Juni 1998.
2 Audricca Pasyaya Herdian, Laki-laki lahir di Bogor 24 Mei 2002.
3 Rayka Muhammad Herdian, Laki-laki lahir di Bogor 8 Okt. 2007.


2. Putra ke Dua :

Nama : Drs. H.Safriansyah, MBA.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Tempat/Tgl.lahir : Tebet Jakarta, 11 Mei 1969.
Ibadah Haji : Tahun 2005.

Pendidikan :

T.K. : Taman Kanak-Kanak Aisyiah Tebet Timur, Jakarta.
SD : SD Muhammadiyah Tebet Timur, Jakarta.
SLTP : MTs. Muhammadiyah Tebet Timur Jakarta.
SLTA : MAN Mampang Prapatan, Jakarta.
Perguruan Tinggi :

- S. 1. : Fakultas Syari’ah.
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
- S. 2 : di J a k a r t a.

Pekerjaan : PNS , MAPENDA , Ditjen Pendidikan Islam.
Dep. Agama Jakarta.

Tempat Tinggal : Jl.Pipit II Blok F6 No.18.
No. Telepon 021-8485324.
Pernikahan :
Nama Istri : Ida Farida bt H. Hasan Yahya – Betawi.

Akad Nikah : di Cawang Jakarta tanggal 3 Juli 1994.

Resepsi : Gedung Darma Wanita Pusat Jakarta
Tanggal 5 Juli 1994. dihadiri oleh tamu utama :
1. Menteri Agama Bapak Dr.H.Tarmizi Taher.
2. Seluruh Pejabat Eselon I Dep.Agama.


Anak-Anak :

1. Ananda Frida Erlita, Perempuan. lahir di Jakarta tgl. 14 April 1995.

2. Dinda Ayuni Parahdiba, Perempuan lahir di Jakarta tgl. 19 Juni 1997.



2. Putra ke Tiga :

Nama : Ahmad Hamami, S.Sos.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Tempat/Tgl.Lahir : Tebet Jakarta, 12 Mei 1971.

Pendidikan :
TK : Taman Kanak-Kanak Aisyiah Tebet Timur.
SD : SD Negeri I Tebet Timur Jakarta.
SLTP : SMP Negeri 115 Tebet Timur Jakarta.

SLTA : Kelas 1 SMA Muhammadiyah Tebet Timur.
Kelas 2-3, SMA XVII Yogyakarta.

Perguruan Tinggi:
- Dalam Negeri : Fak. Sospol Jurusan Hubungan Internasional
Universitas Jayabaya Jakarta.

- Luar Negeri : Pendalaman Bahasa Inggris di Canada.

Pekerjaan : PNS. Biro Perencanaan Dep.Agama.

Tempat Tinggal : Blok A 4 Nomor 9.
Gardenia Estate Ciputat.
Tangerang Banten Telepon No. 021-7441404
Pernikahan :
Nama Istri : Nova Indriani bt Moden – Muara Enim.

Akad Nikah : Masjid Raya Al Ittihad Tebet Barat Jakarta
Tanggal, 12 Mei 2001. Dihadiri Menteri Agama
Bapak K.H.Tolhah Hasa sekaligus sebagai Saksi dan Nasehat perkawinan. Didampingi Sekjen Depag Bapak Drs.H.Mubarok.

Resepsi : Gedung Serba Guna Komplek Olah Raga
Senayan Jakarta.tanggal, 13 Mei 2001.

Anak-Anak :

1. Nasha Zelika Alif Yaa,Perempuan. Lahir tgl.11 April 2002 di Ciputat
2. Adzana Salehah Alif Yaa, Perempuan. Lahir tgl. 8 Januari 2005 di Ciputat
3. Ahmad Jastinan Abhinaya, Laki-laki,Lahir tgl. 25 Januari 2007 di Ciputat


4. Putra ke Empat :

Nama : Zulfikri, ST.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Tempat/Tgl.Lahir : 15 Juli 1973 di Tebet Timur Jakarta.

Pendidikan :
TK : -
SD : Kelas 1 SD Tri Sula Tebet Timur Jakarta.
Kelas 2 s/d 6 , SD Muhammadiyah Tebet Timur.

SLTP : SMP Negeri 73 Tebet Timur Jakarta.

SLTA : Kelas 1 SMA Negeri 26 Tebet Barat.
Kelas 2 SMA PITI Yogyakarta.
Kelas 3 SMA Pasundan Bandung.

Perguruan Tinggi: :
- Dalam Negeri : - Fakultas Tehnik Universitas Jayabaya,
Jurusan Tehnik Sipil Kering - Jakarta.
- Fakultas Tehnik Universitas Palembang.
Jurusan Tehnik Sipil Kering - Palembang.

- Luar Negeri : Pendalaman Bahasa Inggris di Australia.

Pekerjaan :- PNS di Kanwil Dep.Agama DKI Jakarta.
:- PNS Ditjen Penyelenggaraan Haji Dep.Agama.

Tempat Tinggal : Jl. Pipit III Blok A 2 Nomor 20
Jati Bening Estate, Bekasi Telepon 8476619

Pernikahan :

Akad Nikah : di Palembang tanggal 7 Januari 2001.

Resepsi : di Arahan – Lahat tanggal 14 Januari 2001.
Hadir sebagai tamu terhormat :
1. Rektor IAIN Raden Fatah Palembang.
2. Bupati Muara Enim
3. .Bupati Lahat
4. Walikota Pagar Alam.

MEMBINA RUMAH TANGGA "SAMARA" (4)

E. KEMBALI BERTUGAS DI DEPARTEMEN AGAMA R.I.

1. Menjadi Pejabat Dep. Agama di Pusat.

Diawal tahun 1978 menteri agama dijabat oleh Bapak Letnan Jenderal H.Alamasyah Ratu Prawira Negara, kebenaran pada saat itu saya dan Iyang sedang membina pengajian (Guru Prevat Les Agama) dirumah beliau. Iyang sudah begitu akrab dengan Ibu Alamsyah baik sebagai Guru Prevat Les dirumah beliau maupun sebagai anggota Pengajian Ibu-Ibu Sriwijaya yang beliau pimpin. Kembali ke Departemen Agama pada saat itu merupakan moment yang sangat tepat karena sedang ada perombakan personil para pejabat, sehingga saya berkesempatan untuk menduduki jabatan Eselon IV sebagai Kasubbag Perundang-undangan Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Jabatan ini merupakan Jabatan awal dalam menapak karir di Departemen Agama. Dua tahun kemudian diangkat menjadi Pejabat Eselon III sebagai Kepala Bagian Perencanaan dan Perundang-undangan DitjenBinbaga Islam. Setelah dua tahun dalam jabatan ini kemudian dimutasikan sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Negeri (DITBINPAISUN).
Kegiatan yang menonjol pada awal bertugas di Departemen Agama disamping sebagai Pejabat Struktural Eselon IV dan Eselon III ( Kasub Bag dan Kabag Ditjen Binbaga Islam) mendapat kesempatan untuk mengikuti Pendidikan Penjenjangan Sekolah PimpinanAdministrasi Tingkat Madya (SEPADYA) bagi Pejabat Eselon III. Dan ditetapkan juga sebagai Pemimpin Proyek Peningkatan Mutu Sistem Pendidikan Agama (PSPA). Kegiatan Proyek Pembangunan ini menambah wawasan baru serta kesempatan membantu kesejahteraan para pegawai dan staf, karena setiap kegiatan yang dilakukan tersedia dana untuk insentif dan honororium mereka. Staf merasa senang dan bergairah dalam menjalankan tugas sehingga tugas dinas terlaksana dengan baik dan disiplin.
Jabatan Kabag memungkinkan untuk mendapatkan fasilitas Mobil Dinas Toyota Hardtop, sehingga menambah prestise dalam penampilan di keluarga, masyarakat dan pergaulan pada umumnya. Hasil dari honororium sebagai Pimpro dan kegiatan Proyek dapat membeli mobil sedan Honda Civic No.Polisi B 2904 NE yang digunakan untuk keperluan keluarga.
Saat menjabat Kabag Perencanaan Ditjen Binbaga Islam pada tahun 1982 mendapat tugas sebagai Team Pembimbing Haji Indonesia (TPHI) yang dikirim keUjung Pandang untuk membimbing jamaah haji Ujung Pandang sehingga berkesempatan menunaikan menunaikan ibadah Haji rukun Islam yang kelima.
Pada saat menjabat sebagai Kabag TU Ditbinpaisun mendapat kesempatan untuk mengikuti Pendidikan Penjejangan Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi (SESPA) yang diperuntukkan bagi para Pejabat Eselon II atau Pejabat Eselon III yang akan dipromosikan ke Eselon II.
Ditempat ini saya dipercayakan untuk menjadi “Pemimpin Proyek Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum “ dengan kegiatan Proyek Menyusun, Menerbitkan, Mencetak dan menggandakan Buku Siswa dan Buku Pegangan Guru Agama . Kegiatan lain Mengadakan Penataran para Tenaga Kependidikan ; Guru Agama, Penilik dan Pengawas Pendidikan Agama. Saya ditetapkan sebagai “Tenaga Penatar Pusat” sehingga berkesempatan keliling Indonesia untuk menatar.
Adapun kegiatan Iyang sebagai istri Pejabat terlibat langsung dalam organisasi Darmawanita. Dengan pengalaman Iyang berorganisasi yang diketahui oleh sebagian besar istri pejabat/karyawan Departemen Agama maka di zaman Menteri Agama di jabat oleh Bapak H.Munawir Syadzali, Iyang ditunjuk sebagai Sekretaris Darmawanita Departemen Agama Pusat yang diketuai oleh Ibu Menteri. Tugas ini Iyang jalankan dengan baik dan disiplin sehingga mendapat kepercayaan penuh dari Ibu Munawir Syadzali. Disamping jabatannya sebagai Sekretaris Dharma Wanita Dep.Agama Pusat Iyang ditunjuk mewakili Dep. Agama untuk duduk dalam kepengurusan KOWANI (Kongres Wanita Indonesia) selama Dua Preode yang diketuai oleh Ibu Murprotomo dan Ibu Min Sugandi Menteri Penanan Wanita. Duduk sebagai Pengurus di organisasi KOWANI bersama Ibu-Ibu berkaliber Tokoh Nasional Iyang tidak merasa canggung berkat pengalaman yang pernah dilalui pada saat diperbantukan di BAPRERU KEJ.AGUNG.
Disamping tugas yang cukup padat ini, Iyang selalu dipercayakan oleh Ibu Menteri Agama Ibu Murni Munawir Sjadzali untuk menjadi MC /Pembawa Acara setiap acara yang berskala Departemen dan Antar Departemen.
Setelah melalui liku-liku kehidupan yang prihatin, kini terasa ada perobahan yang agak menyejukkan . Kesejahteraan dalam keluarga mulai dirasakan, anak-anak yang mulai menanjak dewasa ikut merasakan situasi ini, membuat mereka tidak merasa minder dalam pergaulan. Mereka telah dapat menikmati kendaraan roda dua bahkan Kendaraan Roda Empat. Situasi ini membuat kegairahan mereka dalam belajar dan terbukti hasilnya; Herdiansyah anak kami yang tertua tammat dan lulus dari SMAN dan diterima di Perguruan Tinggi Pavorit Institut Teknologi Bandung (ITB). Adiknya Safriansyah tammat dan lulus dari MAN dan diterima di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kemudian mengajak dan membina adik-adiknya Ahmad Hamami dan Zulfikri untuk belajar di Kota Pelajar ini.

1. Menjadi Pejabat Dep.Agama di Daerah.

Selama sepuluh tahun bertugas sebagai pejabat di Departemen Agama Pusat Jakarta banyak merasakan nikmat yang diberikan Allah swt baik yang dilimpahkan kepada diri saya sendiri, kepada isteri dan anak-anak, bahkan keluarga besar juga turut merasakannya.
Untuk menduduki jabatan lebih tinggi lagi sebagai pejabat Eselon II di Pusat dirasakan terlalu berat saingan yang dihadapi. Persyaratan untuk menduduki jabatan Eselon II telah saya miliki sebagai Alumni SESPA.


Kepala Biro Kepegawaian Dep. Agama Pusat menginfrormasikan bahwa Kepala Kantor Wilayah Dep.Agama Propinsi Maluku berkedudukan di Ambon akan ditugaskan untuk melanjutkan pendidikan ke S 2 IAIN Malang sehingga jabatan tersebut akan lowong dan beliau menawarkan kepada saya untuk mengisi jabatan tersebut. Atas tawaran ini dimusyawarahkan kepada keluarga terutama Iyang dan anak-anak, mereka menyerahkan sepenuhnya kepada saya untuk mengambil keputusan. Setelah melakukan sholat Istikhoroh, memohon petunjuk Allah atas pilihan tersebut dan Allah memberikan petunjukNya untuk menerima tawaran Kepala Biro Kepegawaian untuk diusulkan menjadi Kakanwil Dep.Agama Propinsi Maluku. Usul diterima oleh Bapak Menteri Agama melalui Sekjen Dep.Agama Bapak H.Tarmizi Thaher. SK Menteri Agama terbit dan saya ditetapkan sebagai KepalaKantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Maluku di Ambon.

a. Kakanwil Dep.Agama Propinsi Maluku di Ambon (1989-1993).

Sebelum berangkat ke Ambon mengadakan kunjungan kepada Bapak Menteri Agama dan Bapak Sekjen serta para Pejabat Eselon I lainnya untuk minta Restu, Petunjuk dan sekaligus berpamitan.
Di Ambon melapor kepada Gubernur Maluku yang dijabat oleh Bapak Brigjen Sukoso mantan Komandan Jendral Kopassus, dalam pertemuan dengan beliau yang didampingi Bapak Sekwilda M.Akib Latuconsina ditentukanlah hari pelantikan. Setelah selesai upacara pelantikan mulailah saya bertugas di Propinsi Seribu Pulau ini.
Pada saat melapor kepada Komandan Korem Pattimura Bapak Kolonel Rustam Kastor (putra Ambon muslim) beliau memberikan bekal awal kepada saya dengan Dialek Ambonnya : “ Bahwa masyarakat Ambon ini diantara sifat yang kurang positifnya ialah : “Seng senang liak orang pung baik” artinya Tidak senang melihat orang lain Sukses. Dan ada sikap dan sifat tidak mau tau dengan urusan orang lain dengan ucapan : “Dong par dong, Ketong par ketong” artinya: Urusan dia urusan dia, Urusan Saya urusan saya. Kalau di Jakarta kita kenal dengan pernyataan : Loe – Loe, Gue – gue.
Dalam memulai memimpin orang Ambon beliau mengingatkan bahwa anda harus melalui 3 fase dengan pertanyaan : 1.” Ose Sapa “ Anda siapa ? dan harus dijawab : Beta Kapitan artinya Saya kapitan (serba mau). 2.Ose bisa apa ? Anda bisa apa ? dan harus dijawab : “Beta ahli dan banyak pung bisa” artinya Saya Professional dan banyak kepandaian.
3. kemudian mereka memberikan pernyataan :”Nanti kong” artinya Baik kami tunggu ! Jika anda sudah dapat membuktikan tugas dengan baik dan mendapat simpati mereka maka mereka akan siap membantu dan membela anda sampai titik darah penghabisan.
Selama empat tahun bertugas disini banyak Kesan yang didapat baik yang bersifat menyenangkan maupun yang bersifat memprihatinkan antara lain :
1).Tugas pertama Mendampingi Dubes Vatikan dan Dirjen Katholik Bapak Imam Kusenomiharjo dan Ibu dalam acaraYubelium (Peringatan 100 tahun) agama Katholik di Maluku yang dilaksanakan di Tual Pulau Key Besar ibukota Kabupaten MalukuTenggara.

2). Membuat data dan Peta kependudukan berdasarkan jumlah pemeluk agama. Ternyata setelah didata melalui Kepala KUA dan Kepala desa
se Propinsi Maluku tercatat ummat Islam 54% (mayoritas), Kristen Protestan 31 %, Katholik 11 %, Hindu Budha 2,5 %, Animisme dan lain-lain 1,5 %.
Data ini sangat bertentangan dengan image masyarakat luar Maluku yang memandang bahwa umat Islam disini merupakan jumlah yang minoritas.

3). Menyelenggarakan Sholat ‘Idul Fitri dan Idul Adlha dilapangan terbuka yang selama ini belum pernah terlaksana. Pelaksanaan Perdana/Pertama di kota Ambon dilaksanakan di Lapangan Merdeka dengan Khotib Kakanwil Dep.Agama (Drs.H.A.Bidawi Zubir) yang dihadiri oleh ribuan jama’ah, kemudian pada tahun-tahun berikutnya diikuti oleh kaum muslimin dikota-kota lainnya baik di Kabupaten maupun Kecamatan dan Desa sampai sekarang.

4). Mendapat kesempatan study banding ke luar negeri mengikuti Program Pendidikan para Pejabat Eselon II Dep.Agama tentang “Strategic Management “ di University Of Massasuchets USA, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan dibidang Leadership dan Management.

5). Ditunjuk mewakili Dep.Agama untuk mengikuti Pendidikan Calon Pejabat Tinggi (Eselon I) di Lembaga Ketahanan Nasional Kursus Reguler Angkatan XXIV (LEMHANNAS KRA XXIV) MABES ABRI selama 11 bulan.
Pendidikan di Lemhannas terdiri dari 3 macam :
a). Kursus Reguler Angkatan (KRA) selama sebelas bulan diikuti oleh para Pejabat Senior Eselon II berpangkat minimal IV/C untuk Sipil dan Kolonel untuk Militer, yang dipersiapkan untuk menduduki Jabatan Eselon I.
b). Kursus Singkat Angkatan (KSA) selama tiga setengah bulan diikuti oleh para Pejabat Eselon I yang belum mengikuti KRA.
c). Kursus Singkat Khusus Angkatan (KSKA) selama 2 bulan yang diikuti oleh para Bupati,Walikota dan Ketua DPRD Kabupaten/Kota.
Program Pendidikan KRA, Melaksanakan Widya Wisata Dalam Negeri (WWDN) dan Widya Wisata Luar Negeri (WWLN) . Sedangkan KSA dan KSKA tidak melaksanakan program ini.



Kami peserta KRA XXIV, melaksanakan WWDN ke Propinsi Sumatera Selatan dan mengadakan WWLN ke Negara Australia dan New Zealand.
Tammat dari Lembaga ini saya mendapatkan “Ijazah” LEMHANNAS KRA XXIV setelah mempertahankan Kertas Kerja Perorangan (TASKAP) semacam Skripsi yang berjudul :“Pokok-Pokok Pikiran tentang Bela Negara” dihadapan Dewan Penguji yang terdiri dari para Jenderal dan Pejabat Teras dan Widya Iswara Lemhannas. Para tamatan Lemhannas tercatat sebagai anggota IKAL (Ikatan Alumni Lemhannas).
Disamping Ijazah Lemhannas kami mendapatkan Ijazah sebagai “Pelatih” Senam Tera” Senam Pernafasan yang kami ikuti selama pendidikan.

6).Mengikuti Glady Mako yang dilaksanakan oleh Sesko AD yang merupakan simulasi Cara Menanggulangi Problematik Kenegaraan yang berskala Nasional, yang diikuti oleh seluruh jajaran instansi Tingkat Propinsi Maluku dan Irian Jaya. Kanwil Dep.Agama ditunjuk sebagai Leading Sektor dalam acara ini.

7) Kegiatan yang mencemaskan dan menegangkan ; Saat Mengadakan Pembinaan kedaerah Kepulauan melalui Udara dengan Pesawat Twin Otter/ Pesawat Kecil yang sering menemui Area hampa udara , Pesawat dirasakan anjlog sekitar seratus meter dan sering mengalami kecelakaan. Melalui Laut dengan Kapal Laut ukuran kecil yang sudah tua dengan penumpang yang sarat menghadapi hempasan ombak-ombak besar

8). Dalam kesibukan sehari-hari masih mempunyai kesempatan untuk memberikan kepedulian terhadap orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan sehingga menjadikan mereka sebagai saudara, mereka itu antara lain: 1. Drs.H.Zamrud (datang dari Lampung), 2. Drs. Asri Latif sekeluarga datang dari Padang, 3.Drs.M.Sofi’idatang dari Jawa, 4.Drs.Supardi Hasibuan/Ucok datang dari Batak, 5. Dr. Dartius beserta istri datang dari Medan, 6. Tahir,Edji dan Iim Ibrahim anak angkat kami dari penduduk aseli Ambon. Walaupun kami sudah Pensiun namun hubungan kami tetap terjalin dengan baik dan mereka tetap menganggap kami sebagai orang tua.

9). Kegiatan Darma Wanita diisi Iyang dengan acara-acara yang menyentuh hati nurani para anggota / pegawai kecil dengan mengadakan kunjungan kerumah-rumah mereka yang terletak dipedalaman yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Demikian juga membuka cakrawala wawasan para Pimpinan Darma Wanita membawa mereka mengadakan Kunjungan ke Departemen Agama Pusat di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa. Kegiatan ini merupakan kegiatan kebanggaan bagi para peserta.
Akhirnya tugas perdana sebagai Pembina ummat tingkat Propinsi ini dapat diselesaikan dengan baik serta meninggalkan kesan positif bagi diri kami maupun para pegawai dan staf serta anggota Darma Wanita.
Hal ini lebih terasa haru lagi tatakala kami akan meninggalkan kota Ambon, Para Pejabat, Pegawai , Anggota Dharma Wanita Dep.Agama serta para Tokoh dan Pemuka Agama dan Masyarakat kota Ambon memenuhi arena halaman Bandara Pattimura untuk melepas kepergian kami.

b.Kakanwil Dep.Agama Prop. Sumatra Utara di Medan.(1993 – 1996)

Pada bulan Januari 1993 Bapak Laksamana Muda. Dr.H.Tarmizi Taher menjadi Menteri Agama menggantikan Bapak H.Munawir Syadzali. Kami datang ke Jakarta untuk menyampaikan “Ucapan Selamat” atas peningkatan jabatan beliau dari Sekjen menjadi Menteri Agama. Keesokan harinya kami dipanggil menghadap beliau dan mendapatkan tugas baru untuk mutasi menjadi Kakanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Utara di Medan menggantikan Bapak Drs.H. Adnan Harahap yang ditarik ke Pusat. Sedangkan jabatan saya selaku Kakanwil Dep.Agama Propinsi Maluku digantikan oleh Bapak Drs.H.Rasyid Hamidy dari Pusat. Setelah selesai timbang terima dengan Bapak Drs.H.Rasyid Hamidy dihadapan Gubernur Maluku Bapak Drs.Akib Latuconsina di Ambon, kami berangkat dari Ambon ujung timur Indonesia menuju kota Medan di ujung barat Indonesia dengan jarak tempuh enam jam penerbangan dengan transit di Kota Ujung Pandang, Surabaya, Jakarta dan kemudian terbang menuju Kota Medan.
Beberapa hari tinggal di Asrama Haji Medan (Ahmed) kemudian tiba saatnya dilaksanakan Pelantikan dan Serah terima Jabatan Kakanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Utara oleh Gubernur Sumut Bapak May.Jen. Raja Inal Siregar di Aula Kantor Gubernur Sumatera Utara yang dihadiri oleh Pejabat teras Pemda Sumut dan seluruh Karyawan Kanwil Dep.Agama Sumut.
Selama tiga tahun empat bulan bertugas di Sumatera Utara juga merangkap jabatan sebagai Ketua Asrama Haji Embarkasi Medan, banyak pengalaman yang menyenangkan dan mencemaskan diantaranya :

1).Terhadap para Pejabat Baru yang akan bertugas di Medan sering kita mendengar semboyan :”Ini Medan Bung !” mengundang kesan bahwa kota Medan ibu kota Sumatera Utara itu daerah “keras”.
Demikian juga ada yang menakut-nakuti dengan ancaman : “Tuhor Maharajaon” artinya lebih kurang ……”Mari kita beli Pejabat ini”sesuai dengan seleranya ( Uang,Wanita atau Keperluan lainnya)………”sehingga mudah untuk dikendalikan.
Dua kata ini betul-betul membuat saya sebagai pejabat baru menjadi agak kecut dan hati-hati. Namun setelah bertugas beberapa bulan ternyata kota Medan cukup “welcome” dan merupakan tempat yang cukup dinamis. Memang kota Medan cukup “keras” ditandai sikap terbuka dengan intonasi, dialek dan volume suara bicara yang tinggi, tetapi mereka tidak “Kasar” mereka tidak pernah menyinggung, menghina atau meremehkan lawan bicara, terkesan kasar adalah karena mereka bersikap terbuka dan berterus terang.
Setelah mengetahui situasi dan kondisi ini ternyata tugas di Medan cukup mengasyikkan.

2). Dukungan moril yang sangat membantu selama bertugas di Medan adalah Palima Kodam I Bukit Barisan Bapak May.Jen. Ari Kumaat adalah teman akrab sama-sama “ALUMNI LEMHANNAS KRA XXIV”. Dalam beberapa kesempatan beliau sering mengungkapkan bahwa antara beliau dan saya merupakan teman akrab. Dengan ucapan beliau ini sangat berpengaruh terhadap simpati anak buah di kantor dan Pejabat Militer dilapangan.

3). Gagasan Bapak May.Jen. Raja Inal Siregar Gubernur Sumatera Utara yang menghimbau Perantau Sumatera Utara untuk membangun desanya masing-masing dengan motto “ MARSIPATURE HUTANABE “(Mari membangun desa masing-masing), menggugah untuk mengingat desa kelahiran serta turut membangunnya. Dengan jiwa dan semangat inilah mulai merintis dan berpartisipasi untuk membangun desa Arahan tempat kelahiranku.

4). Adapun prestasi yang pernah dicapai selama berdinas di Sumatera Utara tercatat antara lain :

a). Dalam perlombaan Kebersihan, kerapian dan keapikan Kantor Pemerintah se Kota Madya Medan tahun 1995 , Gedung Kantor Wilayah Dep.Agama Sumaetra Utara tercatat sebagai Pemenang Pertama.

b). Dalam pernilaian Team Departemen Agama Pusat Tahun 1995 terhadap ASRAMA HAJI MEDAN (AHMED) yang terletak di Pangkalan Masyhur Kota Madya Medan ditetapkan sebagai Asrama Haji terbaik seluruh Indonesia

4). Pada tahun 1994 melaksanakan upacara Pernikahan dan Resepsi Perkawinan putra kedua kami Drs.Safriansyah dengan Ida Farida . Walaupun kami berada di Medan namun Upacara dilaksanakan di Jakarta (Gedung Dharmawanita Pusat ) berjalan dengan meriah dan lancar yang dihadiri oleh Bapak H.Tarmizi Taher Menteri Agama dan Ibu beserta para pejabat Eselon I, Eselon II Pusat dan para Pejabat yang datang dari Medan.

5). Kegiatan Dharma Wanita cukup padat terutama dalam musim haji mengkoordinir dan mengawasi usaha ibu-ibu yang membuka toko menjual souvenir untuk para jamaah haji di Asrama Haji Medan.
Adapun kegiatan yang sangat bergensi dan mempunyai kenangan yang mendalam adalah mengajak ibu-ibu Pengurus dan Aktifis Dharma Wanita mengadakan Darmawisata ke Luar Negeri, Ke Malaysia dan Singapor. Acara kunjungan ketempat-tempat bersejarah dan bernuansa Islamy menambah wawasan para ibu-ibu peserta. Biaya darmawisata ini merupakan hasil yang dikumpulkan dari usaha ibu-ibu yang dikoordinir oleh Dharma Wanita.

6).Mempunyai kesempatan menikmati Tempat-tempat Wisata yang indah di Sumatera Utara seperti Danau Toba dengan Pulau Samosirnya yang terkenal dengan Wayang Si Gale-gale, Brastagi dengan kesejukannya, Teluk Dalam dengan tempat Selancar yang Ombaknya tertinggi nomor dua di dunia, Istana Raja Nias dengan Acara Lompat Batu tertinggi.

7). Salah satu kesenangan kami adalah memberikan kepedulian terhadap orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan. Di Sumatera Utara (dan juga didaerah lain) terkenal dengan “Sogok” dalam “Penerimaan Pegawai Baru” Dalam ujian penerimaan pegawaiTahun 1994 yang diikuti oleh ribuan orang dan diterima sekitar dua ratus orang merupakan lahan yang paling empuk untuk melaksanakan “sogok”. Untuk itu saya berantas dengan pelaksanaan ujian yang saya kendalikan langsung dengan niat bahwa mereka yang lulus adalah hasil murni yang sesuai dengan hasil ujian mereka. Usaha ini walaupun “S u l i t “ namun dapat dilaksanakan dengan baik sehingga banyak peserta yang kecewa karena mereka mengandalkan “sogok” dan “Decking” sedangkan yang lulus berdasarkan hasil Ujian. Demikian juga banyak yang terkejut atas kelulusan mereka walau tidak mempunyai “decking” dan tidak melakukan “sogok”. Kepada mereka yang terakhir inilah yang merasa nasib mereka tertolong atas kebijaksanaan yang saya lakukan. Mereka ini akhirnya merasa berhutang budi dan menganggap kami sebagai orang tua mereka. Diantara mereka yang Lulus Murni ini tercatat antara lain : Drs.M.Yazid alumni IAIN Palembang yang sudah tujuh kali ikut test dan gagal, Drs. Kamaluddin Alumni IAIN Yogyakarta, Drs.M.Quwat Sumarno Alumni IAIN Yogyakarta, Salman Brutu BA (Tukang Cukur) yang sudah merasa kecewa dengan ujian terdahulu, Rosna Hasibuan adik Ucok Drs.Supardi Hasibuan (Ambon). Dan banyak lagi yang tidak dapat kami terangkan satu persatu. Pada saat itu ada 5 orang keponakan saya (kontan) yang tinggal dirumah kami dan ikut testing penerimaan Pegawai baru namun mereka semua kecewa karena tidak ada diantara mereka yang lulus.
Dan secara khusus ada kenangan tersendiri, Seseorang yang telah mengikuti test kesekian kalinya dan gagal, pada tahun ini dia lulus dengan baik. Beliau datang bersama ibunya yang sudah tua untuk menyampaikan tanda terima kasih mereka dalam bentuk Amplop berisi Uang, Ibunya secara tulus mohon kiranya saya dapat menerima niat baiknya ini kemudian saya terima secara baik-baik. Beberapa hari kemudian saya mengundang mereka sekeluarga , Pada kesempatan itu saya minta tolong kepada anaknya untuk mendaftarkan ibunya sebagai Calon Jamaah Haji pada tahun itu 1995 dengan Uang yang saya terima dari mereka beberapa hari yang lalu. Dan permintaan saya ini dilaksanakan sehingga Ibunya menunaikan ibadah haji ke Mekah. Maka jadilah ibunya berpredikat Hajjah, semoga beliau mendapatkan Hajjah berpredikat “Hajjah Mabruroh” Amin ya Robbal ‘alamin.

8). Mendapat Anak seorang Putri.
Salah seorang Staf Karyawan Asrama Haji Medan bernama Yono mempunyai kepandaian “Kusyuk” / Massage/Pijit. Sering membantu saya disaat santai di Asrama Haji, untuk menghilangkan kepenatan fisik dengan melakukan “massage”. Pada suatu kesempatan dengan suara lirih menyatakan bahwa dia mempunyai kemenakan seorang putri baru tammat SD, ayah dan ibunya tidak diketahui keberadaannya……”.Jika Bapak dan Ibu berkenan untuk mengasuhnya kami sangat mendambakan”.


Menanggapi ungkapan yang merenyuhkan ini, hasil musyawarah dengan Iyang maka tawaran ini kami terima sehingga jadilah anak yang bernama Dewi Anita sebagai “Anak Angkat” kami. Sejak saat itu kami asuh sebagaimana kami mengasuh dan mendidik anak kandung kami sendiri. Kami masukkan sekolah ke Madrasah Tsanawiyah Medan,kami pindah ke Jakarta kami masukkan ke Madrasah Tsanawiyah Tebet Timur Jakarta, terakhir setelah kami pindah ke Palembang kami masukkan ke Madrasah ‘Aliah Ash-Shomadiyah Desa Arahan dan ikut ujian Akhir di Madrasah Aliah Palembang sehingga mendapatkan Ijazah ‘Aliah Negeri Palembang.

Dinas sebagai Kakanwil Dep.Agama Sumatera Utara berakhir kurang mulus sebagai dampak dari kurang puasnya Gubernur Sumatera Utara Raja Inal Siregar kepada Menteri Agama yang menetapkan pengganti saya tidak sesuai dengan keinginan Gubernur Sumatera Utara. Acara serah terima dengan pengganti saya Drs.H.Firdaus Naly dilaksanakan dihadapan Sekjen Dep.Agama Bapak Prof.DR.Chotib Quswein di Jakarta, dan saya tidak mempunyai kesempat an untuk berpamitan kepada Bapak Raja Inal Siregar.

c. Kakanwil Departemen Agama Propinsi DKI Jakarta (1996-1998).

Bertugas di Jakarta seakan kembali kekampung halaman sendiri, karena Jakarta merupakan kampung kedua sesudah Arahan desa kelahiran, saya tinggal disini selama 27 tahun sejak berumur 20 tahun (1962-1989), kemudian saya tinggalkan bertugas di Ambon dan Medan selama 7 tahun. Kini saya kembali bertugas di Jakarta sebagai Kakanwil Dep.Agama DKI Jakarta. Jakarta bukan daerah baru bagi saya dan keluarga, Rumah kami di Tebet Timur yang kami tinggalkan selama 7 tahun kini kami tempati dan rawat kembali. Semua ahli famili dan teman lama menyambut dengan perasaan gembira atas kembalinya kami ke Jakarta dan mendapat Jabatan sebagai orang Pertama dilingkungan Dep.Agama Propinsi DKI.
Saya menggantikan senior saya Bapak Drs.H.Mubarok yang mutasi menjadi Kakanwil Dep.Agama Jawa Barat. Serah terima jabatan dilaksanakan dihadapan Gubernur DKI Jakarta Bapak May.Jen. Soerjadi dihadiri oleh seluruh Pejabat teras Pemda DKI dan seluruh Pejabat Kanwil Dep.Agama.
Bertugas di Jakarta ibu kota negara R.I. mempunyai keunikan tersendiri diantaranya tentang Pejabat Atasan, kalau di Propinsi lain kita mempunyai atasan langsung sehari-hari hanya Bapak Gubernur dan Sekwilda, sedangkan di ibu kota negara kita mempunyai atasan langsung cukup banyak, disamping Gubernur dan Sekwilda juga harus melayani Bapak Sekjen Dep.Agama, seluruh Dirjen (5 orang), Bapak Irjen dan yang lebih Utama adalah Bapak Menteri Agama. Disamping itu harus melayani telepon dan “Katabelece” atau “Nota Kecil” yang datang dari para Menteri dan Pejabat Tinggi (diluar Dep.Agama) yang meminta penjelasan dan minta bantuan yang bernada “perintah” sekitar permasalahan keagamaan di masyarakat misalnya Masalah Perkawinan, Perceraian, Harta Warisan dan lain-lain.


Demikian juga tentang Areal Tugas dan Waktu/Jam Dinas, kalau di daerah lain jika kita bertugas diluar kota maka tidak akan diganggu lagi, namun di Jakarta kita tidak mengenal Luar Kota dan Batas Jam Dinas, kita dituntut selalu “Stand by” selama 24 jam. Disamping itu kendala yang sangat menghambat kegiatan diluar kantor adalah “kemacetan lalu lintas”, jarak tempuh sejauh satu kilometer sering ditempuh selama 1 jam atau lebih. Apabila menghadiri suatu meeting atau Rapat Dinas, tidak ada alasan terlambat karena macet. Demikianlah keunikan bertugas di ibu kota, sehingga para Pejabat Kakanwil Dep.Agama DKI Jakarta tercatat masa dinasnya terpendek dibandingkan dengan Daerah lain, hanya sekitar 2 tahun atau kurang.
Walau dengan segala keunikannya dapat juga mengukir pengalaman dan prestasi diantaranya sebagai berikut :

1). Mendapatkan Penghargaan Award dai IMI , Mendapatkan Tanda Penghargaan dari Presiden R.I. Bintang Karya Setya.

2). Berkesempatan tugas sebagai Pembaca Do’a di Istana Negara dihadapan Bapak Presiden R.I. dalam event-event kegiatan Nasional.

3).Menghadapi para demonstran yang menentang kebijaksanaan Pemerintah tentang Calon Jamaah Haji yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.

4).Melaksanakan pernikahan putra pertama Ir.Herdiansyah dengan Vicky Elviana di Sukabumi dan Resepsi Pernikahan di Gedung Manggala Wanabakti (gedung Resepsi Pernikahan tingkat elit pada saat itu).

5).Membangun Rumah yang cukup Representatif di Desa Arahan sebagai Identitas dan Tugu Keluarga.

4).Tercatat sebagai Calon Dirjen.
Suatu hari Menteri Agama Bapak H.Tarmizi Taher menginformasikan kepada saya bahwa beliau telah mengusulkan Saya kepada Bapak Presiden R.I. untuk diangangkat sebagai Direktur Jenderal Bimas Islam dan Urusan Haji, beberapa hari kemudian saya didatangi oleh Pejabat dari Sekretariat Negara (Sekneg) menyampaikan agar saya bersiap untuk itu. Sayang sebelum waktu pelantikan tiba Bapak Tarmizi Taher berakhir jabatannya sebagai Menteri Agama dan digantikan oleh Bapak Prof.DR.Quraisy Syihab (Rektor IAIN Syahid Jakarta). Dimasa beliau menjabat sebagai Menteri Agama ternyata yang diangkat sebagai Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji adalah Bapak Drs.H.Mubarok yang telah berpengalaman empat tahun sebagai Atase Haji di Saudi Arabia. Dua bulan beliau menjabat sebagai Menteri Agama terjadi perombakan Kabinet dan beliau diganti oleh Bapak Prof.DR.Malik Fajar.

Dalam masa kepemimpinan Bapak Prof.DR.Malik Fajar pada tahun 1998 saya dimutasikan ke Ranah kelahiran saya sebagai Kepala Kantor Wilayah Dep.Agama Propinsi Sumatera Selatan.

5). Pengangkatan saya sebagai Kakanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Selatan diawali dengan suatu peristiwa dimana pada tahun 1997 saya diminta oleh beberapa anggota DPRD Propinsi Sum-Sel untuk meramaikan Bursa Pemilihan Gubernur Sumatera Selatan dan saya tercatat sebagai salah seorang Bakal Calon (Balon).Namun setelah saya mengadakan penjajakan di daerah kemungkinan untuk itu sangat sulit maka saya mengundurkan diri sebagai Balon (Bakal Calon) Gubernur Sumatera Selatan, walaupun berita tentang itu sudah menyebar di Harian Sumatera Selatan (Sumex dan Pal Pos) . Atas pengalaman ini Menteri Agama Bapak Prof.DR.Malik Fajar menindak lanjutinya dengan mengangkat saya sebagai Gubernur Sumatera Selatan bidang Agama maka jadilah saya : Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Sumatera Selatan.
Bersamaan dengan keluarnya SK Menag tentang pengangkatan saya menjadi Kakanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Selatan, Drs.H.Azom Romli sebagai pejabat lama dipindahkan menjadi Kakanwil Dep.Agama Propinsi Lampung menggantikan Drs.H.Saleh Bina yang memasuki masa pensiun. Adapun sebagai Kakanwil Dep.Agama yang saya tinggalkan digantikan oleh Drs.H.Rusli Wolman dari Itjen Depag Pusat.

Jabatan Kakanwil Dep.Agama DKI Jakarta saya lepas melalui serah terima jabatan dengan Drs.H.Rusli Wolman dihadapan Gubernur DKI Bapak May.Jen. Soetiyoso. Alhamdu lillah tugas berat dan unik ini dapat saya selesaikan dengan selamat.



d. Kakanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Selatan (1998-2002).

Meninggalkan Jakarta ibu kota Negara R.I. dan pindah ke daerah terkesan sebagai suatu kemunduran. Bagi saya justru sebaliknya memandangnya sebagai suatu nikmat dan mempunyai hikmat tersendiri. Sumatera Selatan khususnya Desa Arahan Kecamatan Merapi Kabupaten Lahat merupakan Ranah Kelahiran tempat aku dibesarkan, memulai pendidikan dasar sehingga aku pandai mengenal huruf latin dan angka, belajar mengaji di Langggar/Surau sehingga mengenal huruf Arab dan pandai mengaji dan sholat. Secara khusus dari sinilah pertama kali lantunan do’a terucap dari bibir warganya dengan Ikhlas mendo’akan seorang anak petani kecil agar mendapatkan “keberkahan” dari sang Kholik Robbul ‘Izzati Allah subhanahu wata’ala. Do’a mereka dikabulkanNya, 56 tahun kemudian setelah menimba ilmu dan pengalaman dari luar yang cukup banyak kini pulang dan menjadi Pejabat Tinggi tingkat Propinsi sebagai :


Kakanwil Dep.Agama yang merupakan Orang Pertama di Sumatera Selatan di bidang Agama. Suatu fasilitas dan modal yang sangat tepat untuk Peduli kepada Ranah Kelahiran yang ditinggalkan 36 tahun yang lalu sejak tahun 1962 tamat PGAAN Palembang . Dengan modal yang dimiliki saat ini aku dituntut untuk berbuat yang terbaik (membangun) bagi Desaku Arahan khususnya bersama masyarakat. Inilah yang dimaksudkan dengan nikmat dan hikmah atas kembali ke Ranah Kelahiran. Apalagi jika dilihat dari keadaan umurku pada saat itu merupakan Masa Bakti terakhir menjelang Pensiun. Berita kepindahan saya ini disambut dengan gembira dan antusias oleh seluruh keluarga, lebih-lebih lagi teman-teman alumni PGAAN 1962 yang sangat mendambakan kehadiran saya ditengah-tengah mereka.
SK.Menteri Agama tentang mutasi ini saya terima dengan senang hati dan rasa syukur kehadirat Allah subhanahu wata’ala, dengan dilandasi niat yang ikhlas ingin mengabdi, berbakti dan membangun wilayah Negara Republik Indonesia yang terletak didaerah kelahiranku.

Tugas di Propinsi Sumatera Selatan diawali dengan mengucapkan Sumpah Jabatan yang dihadapan Gubernur Sumatera Selatan Bapak May.Jen.H. Ramli Hasan Basri kemudian dilanjutkan dengan pelantikan sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Sumatera Selatan yang dilaksanakan di Aula Kantor Gubernur dengan disaksikan oleh Pejabat Teras Pemda, Muspida Sumsel dan para Pejabat dan Karyawan Kanwil Dep.Agama.
Keesokan harinya dilaksanakan Acara Pisah Sambut dengan pejabat lama Bapak Drs.H.Azom Roml dan Ibu. Pada acara ini kami menyampaikan ole-ole kepada para hadirin dalam bentuk menampilkan satu persatu keatas pentas anggota keluarga untuk diperkenalkan dari Iyang sampai kepada Anak-anak yang dikomentari dengan prestasi mereka masing-masing.
-Iyang, seorang istri yang telah mendampingi dengan setia selama 31 tahun berasal dari keluarga ulama’ Sum-Sel K.H. Rasyid Thalib yang merupakan Ulama, Da’i Kondang dan Paforit saat itu. Perkenalan ini disambut dengan aplaus meriah terutama dari teman-temannya di tahun 1960 han pada saat belajar di Persiapan IAIN Palembang dan sebagai Aktifis dan Pendiri PII Sum-Sel.
- Anak-anak : Yang mendapatkan aplaus dan decak para hadirin :
-IR.Herdiansyah, alumni ITB Bandung dan baru menyelesaikan Pendidikan Khusus di Jerman.
- Drs.H.Safriansyah, MBA , putra kedua Alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, baru menyelesaikan S2.
- Ahmad Hamami,S.Sos, Alumni Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jayabaya Jakarta dan baru menyelesaikan Pendidikan Khusus di Canada.
- Zulfikri, sibungsu pulang cuti yang sedang mengikuti Pendidikan di Australia.



Dalam acara ini hadir berapa orang pejabat dari Kanwil Dep.Agama DKI yang khusus mengantar kami ke Palembang. Mendengar materi perkenalan ini mereka berkomentar :….. “kami heran”…. Selama di Jakarta kami tidak pernah mendengar dan mengetahui hal ini”.

Puncak penampilan adalah saat Iyang menyampaikan kata sambutannya setelah mantan Ketua Dharmawanita Ibu Azom Romly. Sambutan dengan lantang, lancar,padat dan berisi diucapkan Iyang tanpa teks yang membuat kekaguman para hadirin.

Materi perkenalan ini sengaja kami rancang sedemikian rupa agar membuat kami Percaya Diri, dan membuat para staf Kanwil Dep.Agama yang akan menjadi anak buah kami beserta teman-teman lama akan mengetahui hasil perantauan kami selama ini yang merupakan modal untuk memimpin Kanwil Dep.Agama Sumsel. Dan sebagai antisipasi terhadap “Pameo lama” yang mengatakan bahwa : ……” Memimpin masyarakat Sumatera Selatan “Bak nggiring Sapi Gilo”
“…..digiring dari belakang ditendangnyo, ditarik dari depan di amuknyo, digiring dari samping ditinggalkannyo…….”

Bertugas di Sunatera Selatan mempunyai dua fokus Konsentrasi yang sama berat : Pertama sebagai Pejabat harus menyukseskan Pembangunan dibidang Agama baik Program Pemerintah Pusat maupun Program Pemerintah Daerah , Kedua sebagai “Pribadi” yang ingin Berbakti bagi Desa Kelahiran yang telah lama menunggu kehadiran saya.
Kedua-duanya merupakan tugas yang tidak dapat dibedakan dalam penanganannya.

1).Tugas sebagai Pejabat.
Pembangunan dibidang Agama yang merupakan Program Pemerintah termaktub dalam DIP Pusat dan DIP Daerah dilaksanakan oleh Pimpro (Pemimpin Proyek) dan Benpro (Bendaharawan Proyek). Dan Kegiatan Rutin termaktub dalam DIK yang dilaksanakan oleh pejabat Struktural di Kanwil dan Kandepag Kabupaten/Kota. Selaku Pejabat atasan Pimpro dan Atasan Pejabat Struktural bertugas melakukan Pengarahkan dan Pengawasan agar kegiatan terlaksana sesuai dengan Pagu baik dana maupun schedulnya. Pengalaman selama 9 tahun mengendalikan 3 Kanwil (Maluku,Sumut dan DKI) merupakan modal utama dalam menyukseskan kegiatan Pisik dan Non Pisik di Sumsel. Alhamdu lillah selama 4 tahun memimpin Kanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Selatan tidak ada gejolak dan hambatan yang berarti.





2).Tugas selaku Pribadi
Kepedulian terhadap Pembanguan Desa Kelahiran, diupayakan melalui kondisi dimasyarakat dengan memfokuskan kepada 3 Skala Prioritas Pembangunan di Desa Arahan.( Baca Uraian yang berjudul “Tiga Pengabdian bagi Ranah Kelahiran”)

a). Membangun Keutuhan Jurai.
Melanjutkan dan Menyempurnakan pembangunan Rumah keluarga sehingga rampung dan Representatip , menjadi Tugu Keluarga yang merupakan tempat keluarga berkumpul dan bermusyawarah. Bangunan ini diberi nama ”Wisma Derunuk”. Derunuk adalah nama aseli dari Haji Muhammad Nur Puyang kami (orang tua kakek) .

b). Mengangkat Citra Kampung.
Merenovasi secara besar-besaran Masjid Taqwa Desa Arahan sehingga merupakan masjid kebanggaan yang termegah di Tingkat Kecamatan (Merapi).Pembanguan menelan biaya sebesar sekitar
Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) didapat dari gotong royong Penduduk dan Perantau desa Arahan serta bantuan dari Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Padang Bolak Jaya yang terletak diseberang Sungai Lematang yang merupakan Bekas Lahan Perladangan Penduduk desa Arahan pada masa lampau.

c).Mendirikan Lembaga Pendidikan.
Mewakafkan Tanah Keluarga seluas 1 hektar dan dibangun Lembaga Pendidikan: Madrasah Tsanawiyah, Pondok –Pesantren dan Madrasah Aliyah melalui Yayasan Pendidikan Islam Ash-Shomadiyah yang dinisbahkan kepada nama kakek kami bernama H.Abdul Somad.
Setelah Pendidikan berjalan dengan baik dan lancar, seluruh Aset yayasan yang terdiri dari Tanah dan Bangunan senilai sekitar
Rp 2.000.000.000,- (dua milyard rupiah) kami serahkan kepada Pemerintah dalam hal ini Departemen Agama R.I.” tanpa ganti rugi “ sebagai persyaratan Penegrian Madrasah Aliah Ash- Shomadiyah sehingga sekarang menjadi Madrasah Aliah Negeri Arahan.

Untuk menyemarakkan kegiatan masyarakat sedang membangun desa , kembali Iyang berperan aktif dengan mengajak ibu-ibu membuka Lembaga Pendidikan Informal dalam bentuk “Majlis Taklim” yang disambut dengan antusias sehingga terbentuklah Pengajian Ibu-Ibu Desa Arahan pada tanggal 21 April 1999. Untuk menggairahkan anggota baru pengajian ini Iyang mengusahakan Pakaian Seragam dengan harga murah dan mencicil. Pengajian ini berjalan dengan baik sampai sekarang yang dilaksanakan di “Masjid Attaqwa” yang megah itu setiap hari Jum’at ba’da sholat Jum’at


3). Didesa kelahiran tidak luput untuk melayani masyarakat yang mengharapkan uluran tangan kami untuk mendapatkan bantuan, Allah membukakan pintu hati kami untuk menyambut mereka. Untuk itu banyak tercatat mereka yang tertolong terutama dalam kesempatan Penerimaan Calon Pegawai Baru Dep.Agama yang terhindar dari permainan kotor para oknum. Mereka terbantu dan Lulus Murni dengan penerapan Kebijaksanaan : “Penerimaan Calon Pegawai yang Bersih”

4) Pernikahan Putra Bungsu di Desa Kelahiran.
Nikmat Allah untuk keluarga secara khusus kami rasakan tatkala putra bungsu kami Zulfikri menyampaikan keinginannya untuk berumah tangga dengan temannya bernama Lulu Luntari yang tinggal bertetangga dengan kami di Komplek Kampus POM Palembang. Setelah mendapat restu dari kakaknya Ahmad Hamami S.Sos. karena (melangkahi) maka diproseslah dengan pelaksanaan Akad Nikah tanggal 7 Januari 2001 di Palembang dan Walimatul ‘Ursy tanggal 14 Januari 2001 dilaksanakan dengan upacara adat di Desa Arahan. Pesta dan persedekahan didukung oleh seluruh keluarga dan seluruh aparat Kanwil dan Kandepag terlaksana dengan meriah. Pelaminan , Pakaian kebesaran Adat Minangkabau “Saluk Kebesaran” yang dikenakan Putra dan “Sunting Lengkap” oleh Penganten Putri menambah anggunnya perhelatan. Pelaksanaan persedekahan dikampung ini merupakan kesempurnaan nikmat yang kami rasakan karena hati kecil kami sangat mendambakan untuk dapat melaksanakan Pesta Perkawinan anak bersama keluarga dan masyarakat didesa Arahan.

5). Pernikahan terakhir untuk Anak-Anak.
Empat bulan setelah pelaksanaan pernikahan Zulfikri, kakaknya Ahmad Hamami menyampaikan keinginannya kepada kami untuk menyunting seorang putri pilihannya bernama Nova Indriani yang berasal dari Muara Enim. Penyampaian ini kami sambut dengan senang hati karena jika hal ini terlaksana memberikan nuansa tersendiri kepada kami. Pertama bahwa do’a kami terkabul…….”Semoga kami dapat tuntas mengantar putra-putra kami sebelum kami Pensiun”. Kedua “Mantu” kami yang terakhir ini berasal dari daerah yang sama dengan kami.
Setelah diadakan penjajakan dan menemukan kesepakatan maka dilaksanakanlah acara meminang yang ditandai dengan antaran “Piring Selawi” yang merupakan Adat di Daerah Muara Enim. Dalam acara ini disepakatilah Rencana selanjutnya yaitu : Pernikahan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 2001 tepat Hari Ulang Tahun Ahmad Hamami yang ke 30.
Tiba pada saatnya seluruh keluarga dari kedua belah pihak telah berkumpul di Jakarta untuk melaksanakan Upacara Perkawinan Ahmad Hamami dengan Nova Indriani.



Pelaksanaan Aqad Nikah dilangsungkan di Masjid Jami’ Al-Ittihad Tebet Barat yang dihadiri oleh Menteri Agama R.I. Bapak K.H.Tolhah Hasan sekaligus sebagai Saksi Nikah yang didampingi oleh Sekjen Dep.Agama Bapak Drs.H.Mubarok dan Ibu. Nasehat perkawinan disampaikan oleh Bapak Menteri Agama dengan uraian yang cukup memukau para hadirin yang memadati Masjid.
Resepsi pernikahan dilaksanakan di Gedung Serba Guna Komplek Olah Raga Senayan. Penganten memakai Pakaian Kebesaran (Penganggon) Sriwijaya yang diiringi dengan lagu Tembang Gending Sriwijaya. Pesta berjalan meriah dibawa bimbingan Pemandu Acara Helmi Yahya MC Kondang pada Saat itu.
Dengan rampungnya upacara ini maka tuntaslah tugas kami selaku orang tua untuk mengantar anak-anak kami sejak dari mengasuh, membesarkan,mendidik sampai kepada jenjang mereka berumah tangga.

6). Melaksanakan “Badal Haji” almarhum Ayah dan Ibu.
18 tahun lamanya merindukan dan mendambakan untuk dapat kembali ke Baitullah dan Ziarah ke Makam Rasulullah sejak menunaikan ibadah Haji Pertama sebagai Petugas (TPHI) di tahun 1982. Baitullah dan Maqam Rasulullah terbayang-bayang dikelopak mata serta keinginan untuk kembali mengunjunginya. Demikian juga Iyang yang berangkat diajak oleh Ibu Murni Munawir Syadzaly ditahun 1984 mempunyai perasaan yang sama, tentang kerinduan dan keinginan untuk bertemu dengan Baitullah dan Ziarah ke Makam Rasulullah.
Ditahun 2000 ini Ranah Kelahiran membawa “Berkah” bagi kami berdua untuk menunaikan Ibadah Haji Bersama. Keberkahan ini diawali atas ajakan Bapak H.Yunani Ketua PT.Varita KBIH dibawah naungan PT.PUSRI untuk mendampingi Jamaah Haji mereka sebagai Pembimbing Ibadah. Ajakan ini langsung saya terima dengan ucapan “Terima Kasih” kepada mereka dan ucapan”Syukur” kehadirat Allah swt.
Setelah saya mengusahakan dan berhasil melunasi biaya ONH untuk Iyang maka tercatatlah kami berdua sebagai Jamaah Haji Sumatera Selatan pada tahun itu. Karena saya telah menunaikan ibadah haji pada tahun1982 yang lalu maka saya niatkan pelaksanaan haji tahun ini menyampaikan keinginan dan niat ayahnda M.Zubir semasa hidupnya.
Sejak keberangkatan kami dari tanah air sampai kami tiba di Tanah Suci seluruh Niat dalam Manasik Haji selalu kuniatkan untuk melaksanakan “Badal Haji” bagi almarhum ayahku Muhammad Zubir bin Haji Abdul Somad.
Kesempatan untuk melaksanakan Haji dan Ziarah ke Maqam Rasulullah saw ini berulang pada tahun 2002 dengan motif yang sama dimana pada saat itu kembali Bapak H.Yunani mengajak saya untuk



kedua kalinya mendampingi Jamaah Haji PT.Varita sebagai Penasehat dan Pembimbing Ibadah dan juga sebagai kenang-kenangan kepada saya yang
akan memasuki Masa Pensiun. Tawaran inipun saya sambut dengan perasaan bahagia. Pada kesempatan kali ini kembali saya teringat kepada almarhumah Ibuku yang telah berniat dan berusaha bersama ayahku untuk menunaikan Ibadah Haji. Namun sampai akhir hayatnya niat beliau belum terlaksana, sehingga kesempatan yang baik ini saya gunakan untuk menyampaikan hasrat ibuku yang tidak tercapai semasa hidupnya. Sehingga seluruh niat dalam pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini saya niatkan untuk melaksanakan “Badal Haji” bagi Almarhumah Ibuku “Nurayu binti AbdulKusir”. Dengan terlaksananya “Badal Haji” bagi Ayah dan Ibu ini mudah-mudahan beliau berdua telah berpredikat Haji Muhammad Zubir dan Hajjah Nurayu dialam Barzakh. Amin.



7). Kunjungan ke Luar Negeri yang terakhir.

Allah swt melengkapi nikmatNya diakhir tugas sebagai Abdi Negara dengan kunjungan kenegara Paman Sam United States Of America (USA) untuk melakukan study banding Pelaksanaan Pendidikan Modern dinegara Adi Kuasa ini. Rombongan yang terdiri dari para Pejabat Eselon I dan II Pusat serta para Kakanwil seluruh Indonesia ini dipimpin Dirjen Binbaga Islam Bapak Prof.DR.H.Husni Rahim.
Kunjungan dilakukan ditempat-tempat Lembaga Pendidikan yang dianggap sukses membina peserta didik untuk menguasai Ilmu Pengetahuan Modern melalui Metode dan Peralatan Pendidikan Mutakhir dibawah Bimbingan para Guru yang Professional dan didukung dengan Dana dan Fasilitas yang cukup dan memadai. Dari kunjungan ini para peserta dapat mengambil kesimpulan singkat bahwa Pendidikan dapat berhasil apabila didukung oleh unsur-unsur : Guru yang Profesional, Dana yang cukup, Saarana dan Fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan, dukungan yang penuh dari orang tua siswa dan Masyarakat serta dibawah naungan kebijaksanaan Pemerintah yang kondusif.Kesimpulan yang masih dalam Bayangan dan Wacana untuk negara berkembang seperti Indonesia.
Setelah kegiatan pokok dlaksanakan , didakan kunjungan bebas yang memberikan kesan Rekreasi di Negara Maju, justru kegiatan terakhir ini yang banyak berkesan dibenak para peserta.

8). Kepedulian Khusus bagi Keluarga.

Selama bertugas sebagai Pejabat di Ranah Kelahiran Secara khusus dapat memberikan kepedulian bagi Keluarga diantaranya :
a). Merenovasi Rumah tua peninggalan Orang tua.
b). Membangun dua buah Rumah Gedung Permanent buat Keponakan yang sangat membutuhkan.
c). Membangun Musholla “Ash-Shomadiyah” berfungsi sebagai TPA yang dipimpin oleh salah seorang cucu dari kakek kami H.Abd.Somad.
d). Menghadiahka sebuah Rumah buat “Meraje”.
e).Memberikan bantuan Insidentil dan Spontan kepada keluarga yang sangat membutuhkan.
f). Melaksanakan “Walimah Pernikahan” beberapa orang Keponakan dan Anak Angkat.

Dengan terlaksananya dua tugas pokok :
Pertama Tugas sebagai Pejabat Pemerintah melaksanakan Pembangunan di bidang Agama melalui DIP dan DIK. Terlaksana dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti. Dan berakhir dengan mulus.
Kedua Selaku Putra Daerah , Berpartisipasi dalam Pembanguan Desa Kelahirannya. Bersama masyaraka serta dukungan mereka dapat Mencapai sasaran yang diinginkan.
Kedua-duanya berjalan bersama dengan baik memberikan kepuasan , baik bagi para staf dikantor maupun anggota masyarakat di Desa Kelahiran. Kepuasan dihati merupakan Nikmat tersendiri yang dapat dirasakan. Alhamdu lillah Semoga semua ini merupakan Amal Jariyah yang bernilai Ibadah disisi Allah. Amin ya Robbal ‘alamin.

MEMBINA RUMAH TANGGA "SAMARA" (3)


C. KEHIDUPAN DI TEBET TIMUR. (1968-1974)


1. Memulai Kehidupan Baru.

Kawasan Tebet termasuk daerah “Elit” sesudah Menteng dan Kebayoran, tinggal didaerah ini harus mempunyai kesiapan mental yang tangguh terutama bagi penghuni yang kondisi ekonominya pas-pasan seperti keadaan kami pada saat itu. Untunglah telah dilandasi dengan ajaran agama yang didapat dibangku kuliah sebelum ini, sehingga tidak akan merasa minder terhadap tetangga yang berada (kaya) dan tidak pula akan mengangkat bahu terhadap masyarakat yang terjepit. Dan menyadari betul bahwa hidup ini adalah “perjuangan”, jika gigih berusaha, sabar menghadapi kesusahan serta pasrah dan tawakkal kepada Allah dengan menjaga ibadah kepadaNya, Insya Allah akan mendapatkan keberkahan. Dan Allah berjanji dalam firman Nya : “ Inna ma’al ‘usri yusro “ “sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan diikuti oleh kemudahan”.
Demikianlah kami memulai hidup di kawasan Tebet. Rumah kami yang sederhana berada didepan rumah mewah kepunyaan Konglomerat yang berasal dari daerah Palembang, beliau Direktur Perusahaan Pelayaran ternama dan beberapa Perusahaan besar lainnya. Setiap anggota keluarganya yang berjumlah 6 orang itu dilayani oleh supir dan pembantu masing-masing. Supir dan pembantu pada umumnya berasal dari daerah Palembang sehingga sehari-hari sering kami berkomunikasi dan berbincang kepada mereka dengan menggunakan bahasa Palembang.
Kegiatan awal yang kami lakukan adalah mengambil simpati lingkungan dengan membuka Pengajian Anak-Anak dirumah kami yang mendapat sambutan dari masyarakat sekeliling sehingga banyak murid yang mengikuti Pengajian ini.
Kemudian membuka warung manisan yang menjual kebutuhan pokok ringan, seperti rokok, gula kopi, bumbu masak, permen dan lain-lain. Pada pagi hari saya berangkat ketempat tugas sebagai Guru PGAN di Mampang Perapatan.
Kegiatan dirumah kami ini membuahkan hasil simpati dan kepercayaan lingkungan, setelah dua tahun kami berada disini pada kesempatan Pemilihan Ketua RT secara aklamasi kami terpilih, sehingga saya menjabat sebagai Ketua Rt. 0012 - RW O5, beberapa tahun kemudian saya dipilih oleh 10 orang Ketua Rt untuk menjadi Ketua RW 05 Kelurahan Tebet Timur. Pada kesempatan lain Iyang secara aklamasi dipilih oleh warga menjadi Ketua Rt.0012. sehingga Warga Rt.0012 apabila berurusan sekaligus bertemu dengan Ketua RT dan Ketua RW (Sangat Praktis)
Kegiatan pengajian dirumah meningkat menjadi Guru Privat Lest Agama dirumah Konglomerat depan rumah . Pengalaman mengajar Privat Les Agama ini kemudian berlanjut mengajar dirumah-rumah para Pejabat dan Pembesar lainnya, seperti dirumah keluarga H.Husen mantan Gubernur Sumatera Selatan yang terletak di Jl.Maluku Menteng, dirumah Bapak H. Alamsyah Ratu Prawiranegara di Jalan Proklamasi, dirumah Bapak Nasrul Pengusaha Besar Minang didaerah Tebet, dirumah Bapak Natalegawa Direktur Bank Bumi Daya yang terletak di Perumahan Elit Simpruk, dirumah Toni Sulaeman konglomerat dari Sumatera Selatan yang terletak persis didepan Istana Presiden Suharto di Jalan Cendana, dirumah Rahmawati putri Presiden Sukarno di daerah Menteng dan Lain-lain.
Seluruh kegiatan ini belum bernilai materi, karena Pelajaran Agama pada saat itu masih dinilai sebagai “Kegiatan Amal” , merasa puas jika kegiatan ini mendapatkan respon dari tuan rumah serta sekadar mendapatkan biaya pengganti transport.
Adapun kegiatan Iyang kembali kepada hobbynya berorganisasi, setelah sering mengikuti kegiatan ibu-ibu Tebet maka cepat dikenal oleh ibu-ibu bahwa dia adalah seorang aktifis organisasi sehingga pada saat pemilihan “Ketua” Organisasi Ikatan Kaum Ibu Tebet (IKIT) Iyang secara aklamasi dipilih sebagai Ketua IKIT Preode 1973-1975. Kegiatan organisasi adalah dalam bidang Sosial Kemasyarakatan, Olah Raga, Paduan Suara. Dalam Preode kepemimpinan Iyang sebagai Ketua IKIT tercatat Prestasi yang menonjol antara lain : 1.Dibidang Olah Raga; pernah Menjuarai Turnamen Volly Ibu-ibu se Jakarta Selatan, menjadi Juara pada Lomba Gerak Jalan se Kecamatan Tebet. 2.Dibidang Paduan suara; dibawah bimbingan Bapak Pranajaya menjuarai Lomba Paduan Suara Ibu-Ibu se Jakarta Selatan. Bersama Bapak Lurah Tebet Timur dan Ibu mengadakan kunjungan Muhibah ke Kabupaten Purwokerto diisi dengan “Pertandingan Persahabatan” Bola Volly dengan ibu-ibu setempat.

Pada tahun 1969 tepatnya 11 Mei 1969 lahir putra kedua yang diberi nama Safriansyah . Dua tahun kemudian tepatnya tanggal 12 Mei 1971 lahir putra ketiga diberi nama Ahmad Hamami. Dan dua tahun kemudian pada tanggal 15 Juli 1973 lahir putra bungsu yang diberi nama Zulfikri.

Pada saat putra kami berjumlah empat orang situasi ekonomi rumah tangga dirasakan agak berat ditambah lagi dengan keadaan rumah kami yang cukup besar walau keadaannya sederhana yang mempunyai 7 kamar tidur menjadi tumpuan keluarga (dari pihak saya) untuk tempat tinggal dalam rangka merantau dan mengadu nasib/mencari pekerjaan di Jakarta, dan ada juga yang menumpang sambil sekolah. Tidak hanya anak-anak muda bujangan saja yang kami tampung bahkan ada dua keluarga yang ingin mengadu nasib ke Jakarta yang kami tampung sampai mereka menyerah meninggalkan Jakarta dan kembali kekampung. Adapun para pemuda dan pelajar/mahasiswa yang tercatat tinggal dan menjadi tanggungan kami tdak kurang dari 15 orang dan sekarang sudah banyak yang sukses dalam tugas mereka. Walaupun kami dalam situasi yang Prihatin namun kami merasa senang dan puas dapat memberikan sepercik kepedulian kepada mereka. Mudah-mudahan jalinan kepedulian kami kepada mereka akan bernilai ibadah disisi Allah swt. Amin.



2. Peningkatan Mutu Kegiatan dan Karir.

Selama dua tahun mengabdi dan bertugas sebagai Guru PGAN Jakarta dengan segala kesibukannya saya sempat melanjutkan kuliah pada Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta Tingkat Doktoral (istilah untuk Tingkat/Semester setelah Sarjana Muda/BA). Pada akhir tahun 1969 saya dinyatakan lulus dalam sidang Ujian Komprehensif (Munaqasyah) dihadapan Dewan Penguji Sarjana dengan mempertahankan Skripsi yang berjudul : “Kesatuan Imamah Kaum Muslimin Indonesia” dengan nilai baik sekali, sehingga saya mendapat hak untuk menggunakan gelar kesarjanaan “DRS “ didepan nama sehingga nama lengkap : DRS.A.BIDAWI ZUBIR. Dalam catat sejarah bahwa saya merupakan Sarjana Pertama untuk Desa Arahan. Alhamdu lillahi robbil ‘alamin.

Setelah menyelesaikan study/kuliah saya mutasi tempat tugas dari Guru PGAN menjadi Staf pada Biro Humas dan Hubungan Luar Negeri Departemen Agama Pusat dibawah pimpinan Kepala Biro Bapak Prof.K.H.Ibrahim Hosen. Setelah dua tahun bertugas di Biro Humas kemudian mutasi ke Direktorat Pendidikan Agama Islam dan pindah lagi ke Bagian Perencanaan Sekretariat Ditjen Bimas Islam.
Pada saat bertugas di Biro Humas, Bapak Prof.K.H.Ibrahim Hosen LML mempunyai Program mendirikan Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an PTIQ di Pasar Jum’at Jakarta Selatan. Dalam pelaksanaannya saya ditetapkan sebagai Anggota Dewan Kurator dan sebagai Asisten beliau sebagai Dosen Mata Kuliah “Hadits dan Ilmu Hadits “

Pada pagi hari sebagai Dosen di PTIQ, dan pada sore harinya saya diminta untuk memberikan kuliah Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam pada Universitas Islam Asyafi’iyah di Bali Matraman Jakarta Timur dibawah kepemimpinan Dekan Bp.Drs.H.Nurul Huda dan Pimpinan Perguruan Bapak KH Abdullah Syafi’i seorang Ulama’Besar Betawi.

Kegiatan sebagai Da’i sudah dimulai dengan kegiatan menjadi Pembina Rohani Karyawan PT.Sempurna, Pabrik Kain Terpal di daerah Grogol, Ceramah Agama di Majlis Taklim serta Memberikan Khutbah Jum’at di masjid-masjid yang memerlukan.
Iyang mempunyai andil yang cukup besar dalam penampilan saya sebagai Juru Dakwah. Disaat dia mengikuti ceramah atau Dakwa saya dia membuat catatan tentang materi, waktu,gerakan dan intonasi serta susunan kata-kata yang saya ucapkan. Setelah selesai ceramah/dakwah tiba dirumah kami berdiskusi tentang penampilan yang baru saya lakukan. Iyang dengan bijak memberikan penilaian dan kritik membangun tentang penampilan saya serta situasi para audiens. Kemudian secara khusus Iyang memberikan kertas catatan tentang susunan kata-kata. Misalnya berapa banyak kata “maka” , “dan”,”Oleh sebab itu”dan kata sambung lainnya yang saya gunakan . Kadang-kadang dalam catatan Iyang dalam tempo 1 jam saya berdakwah menggunakan kata “maka” sebanyak 200 kali, kata “Oleh sebab itu “ sekitar 100 kali. Demikian juga arah wajah saya yang seakan-akan takut memandang audiens. Catatan inilah yang menjadi bahan bagi saya untuk penampilan selanjutnya.


D. MEMBINA TAHPOL G.30 S PKI DI PULAU BURU (1974 -1978).

Tugas dinas sebagai Pegawai Negeri di Dep.Agama Pusat ditambah dengan setumpuk kegiatan dimasyarakat mendapatkan gaji dan penghasilan tidak dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga dengan beban yang begitu berat.
Suatu hari pimpinan kami di kantor Dep.Agama Kabag Perencanaan Ditjen Bimas Islam Bapak H.Ichtijanto,SH, menyampaikan informasi bahwa Departemen Hankam membuka kesempatan bagi para Sarjana Agama untuk bertugas sebagai Tenaga Pembina Mental bagi para Tahanan Politik PKI yang sedang diisolir/ ditahan di P.Buru. Lamanya tugas selama 6 bulan dan tidak diperkenankan mengadakan kontak/komunikasi dengan dunia luar P.Buru. Honororium selama bertugas cukup memuaskan.

Setelah mendapatkan keterangan secara lengkap tentang penugasan ke P.Buru ini sampai dirumah mengadakan musyawarah dengan keluarga terutama kepada Iyang dan anak-anak. Walaupun tugas yang dihadapi cukup berat dan akan berpisah dengan keluarga cukup lama namun Iyang dengan segala kepasrahannya tetap menyerahkan keputusan kepada saya. Dengan niat ingin mencari pengalaman, membina warga yang tersesat kedalam idiologi atheist/komunis dan ingin merobah nasib, maka dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim tugas suci ini saya pilih.


1.Kursus Calon Petugas.

Setelah mengikuti sleksi yang ketat maka tercatatlah saya sebagai salah seorang calon yang akan bertugas ke Pulau Buru. Sebelum bertugas para calon petugas diwajibkan mengikuti pelatihan “ Kursus Calon Petugas Pembina Mental Tahanan Politik 30.S.PKI.(SUSCAGAS BINTAL TAHPOL PKI) “ selama 2 (dua) bulan. Pelaksanaannya dilaksanakan di Asrama Militer PUSDIKKES AD di Kramat Jati Jakarta Timur dibawah Pengelolaan KOPKAMTIB (Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Dep.Hankam. Pola pelatihan menggunakan disiplin militer terutama tata tertib dan acaranya yang padat, para peserta harus tinggal di asrama selama mengikuti pelatihan. Materi pelajaran terutama Kesadaran dan Kerukunan beragama dan Penghayatan Pancasila , Situasi Pulau Buru serta Mengenal tentang ajaran Komunis. Adapun tenaga pengajar terdiri dari Para Perwira Tinggi dan Perwira Menengah dari Jajaran Kopkamtib Dep.Hankam.
Hasil dari materi pelajaran yang didapat dalam Pelatihan kami dapat membayangkan situasi dan kondisi Pulau Buru serta Personil tahanan yang akan kami hadapi yang cukup berat.
Selama dua bulan hidup dalam asrama bernuansa militer dengan acara yang padat dan ketat yang diikuti peserta sebanyak 50 orang terdiri dari para Rohaniawan/ Sarjana Agama baik Sipil maupun Militer. Dari Departemen Agama tercatat teman-teman Sarjana IAIN : A.Bidawi Zubir, Zubir Sani, Amaluddin Nasution, Nazar Dahri, Nazwar Ismail, M.Thoim dan M.Subandi.
Hidup dalam asrama bersama para Perwira ABRI laki dan perempuan menambah pengalaman mengenal sipat dan sikap para perwira yang cukup disiplin dan santun.
Program terakhir Pendidikan adalah Wawancara dengan Pejabat Kopkamtib (Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban ) Mabes ABRI untuk menentukan calon-calon yang dapat diterima sebagai Petugas yang akan membina para tahanan PKI (laki-laki) di Pulau Buru dan Tahanan PKI (Putri) di Pelantungan Jawa Tengah. Alhamdu lillah saya termasuk yang dinyatakan lulus dan ada juga diantara teman kami yang tidak lulus. Selesai pendidikan semua peserta kembali ketempat dinas masing-masing sambil menunggu panggilan dari Kopkamtib untuk diberangkatkan ke P.Buru atau ke Pelantungan Jawa Tengah.

2.Bertugas di Pulau Buru.( 1974-1975)

Setelah beberapa bulan menunggu dirumah maka pada bulan Januari 1974 datanglah panggilan dari Kopkamtib untuk berangkat ke Pulau Buru menjalankan tugas sebagai “Bintal Tahpol PKI” dengan bahan dan materi sebagaimana yang telah diberikan dalam Pelatihan Calon Petugas. Saya termasuk Kelompok


Gelombang ke II, dari Dep.Agama terdiri dari H.A.Bidawi Zubir, Amaluddin Nasution dan Moh.Thoim sedangkan Gelombang pertama adalah Zubir Sani,
Nazwar Ismail dan Nazar Dahri. Sedangkan M.Subandi diangkat oleh Dep.Agama menjadi Kepala Bidang Penerangan Agama Kanwil Dep.Agama Propinsi Maluku.

Dalam Surat Perintah Kopkamtib rombongan kami sebanyak 6 orang terdiri dari 3 orang sipil dan 3 orang Militer ; Kapten Zainuddin dari Rohaniawan Islam AD, Kapten Prastono Rohaniawan Kristen Protestan AD dan Kapten Winarno Rohaniawan Katholik AD.

Pada awal bulan Februari 1974 Rombongan kami berangkat menuju Ambon dengan Pesawat Garuda dari Bandara Kemayoran Jakarta pada jam 5 pagi WIB dan tiba di Bandara Pattimura Ambon pada jam 12 WIT. Di Bandara Pattimura Ambon kami dijemput oleh petugas KODAM Pattimura dan ditempatkan di Mess Perwira KODAM XV Pattimura Ambon. Selama di Ambon kami mendapatkan Pembekalan, petunjuk dan pengarahan dari Pangdam Pattimura Bapak Brigjen Suardi Lani dan Kasdam Pattimura Bapak Kol.M. Sanip. Setelah beberapa hari menikmati kota Ambon Manise kami diberangkatkan menuju ketempat Areal tugas di Pulau Buru dengan menggunakan Pesawat Hercules milik Kodam XV Pattimura. Penerbangan antara Ambon dan Pulau Buru kami tempuh selama satu jam, dan mendarat di Bandara Namlea ibu kota Pulau Buru. Di Namlea kami ditempatkan di Mess Perwira Bapreru, merupakan Penginapan bagi para petugas Inrehab (Instalasi Rehabilitasi) Pulau Buru yang beristirahat diluar Inrehab . Namlea merupakan ibu kota Pulau Buru yang berada diluar Inrehab (lokasi tahanan).

a. Geografis.

Pulau Buru terletak disebelah Selatan Pulau Ambon dengan jarak tempuh satu jam dengan Pesawat Terbang atau tujuh jam dengan Kapal Laut. Luas Pulau Buru sekitar 9.100 Km2 atau 910.000 Hektar, lebih kurang seluas satu setengah kali Pulau Bali. Tanahnya rawa-rawa dan hutan pohon Kayu Putih. Penduduk aselinya mirip dengan suku yang tinggal di Irian, Postur tubuhnya tinggi warna kulit hitam dan rambut keriting. Mereka berjumlah sekitar 10.000 orang yang tersebar diseluruh daerah Pulau yang besar itu, hidup secara nomaden (berpindah pindah) dengan makanan pokok Sagu yang diambil dari pohon aren yang cukup banyak tumbuh di pinggir rawa-rawa. Kepercayaan/agama yang dianut oleh penduduk aseli masih Animisme dengan dewa Pamali yang dianggap sebagai penguasa jagad raya.Dirawa-rawanya penuh dengan ikan Mujair dan Ikan Pelus sedangkan dihutan Ilalang yang terbentang luas berkeliaran Rusa liar dan babi hutan.


Sungai Way Apu merupakan sungai besar dan terpanjang mengalir disepanjang daerah Inrehab, banyak binatang liar didalamnya seperti buaya , Ular, penyu dan beraneka ragam ikan air tawar.

Wilayah atau areal tempat pembuangan ini bernama Instalasi Rehabilitasi (Inrehab P.Buru) yang sebelumnya bernama “Tefaat” (Tempat Pemanfaatan) merupakan “Penjara Alam “ dalam satu cekungan yang dikitari tembok hutan belukar dan perbukitan yang sambung menyambung disebelah utara, barat dan selatan dan disebelah timur dibatasi oleh Lautan. Luas Inrehab P.Buru tempat tahanan dan pembinaan para Tapol seluas 2.350 km2 atau 235.000 ha. Inrehab P.Buru dibawah pengelolaan Kopkamtib dan secara unit Organisasi berada dibawah Kejaksaan Agung di Pusat bernama Badan Perencanaan P.Buru yang disingkat BAPRERU dan di daerah bernama Badan Pelaksana. Pada saat itu Ketua Perencana (Tua Cana) dijabat oleh Mayor Jendral Wadly PS dan Wakil Ketua (Watua Cana) Kol. Bambang Cahyana,SH. Sedangkan Ketua
Pelaksana didaerah dijabat oleh Pangdam XV Pattimura.

Inrehab P.Buru terdiri dari 22 Unit Pemukiman yaitu :

a). Markas Komando (Mako) merupakan Pusat pengendalian pembinaan, dan tempat tinggal Komandan Inrehab pada saat itu dijabat oleh Kolonel CPM Soetikno yang dibantu oleh para stafnya.

b). Unit-unit tempat tahanan , berjumlah 21 Unit.

Masing-masing Unit terdiri dari Bangunan ; Barak-barak Tahanan, Asrama Ton Wal (Peleton Pengawal), Rumah para petugas, Sarana/Rumah Ibadah , Toko/Koperasi, Gedung Pertemuan, Rumah sakit, Gudang Bahan Makanan, Lapangan Olah Raga, Kandang Ternak hewan peliharaan. Dan yang paling luas adalah Areal Ladang dan Persawahan seluas ratusan hektar.

Unit-unit ini terkesan suatu Pedesaan yang rapi dihuni oleh 500 orang s/d 1000 orang tahanan laki-laki yang diberi nama Perkampungan sebagai berikut :
- Unit I : Wanapura, Unit II : Wanareja, Unit III : Wanayasa, Unit IV : Savanajaya , tempat tinggal tahanan yang disusul oleh istri/anak , Unit V : Wanakarta, Unit VI : Wanawangi, Unit VII : Wanasurya, Unit VIII : Wanakencana, Unit X : Wanadharma, Unit XI :Wanasari, Unit XII : Birawa Wanajaya, Unit XIII : Giripura, Unit XIV : Bantalareja, Unit XV : Indrapura, Unit XVI : Indrakarya, Unit XVII : Arga Bhakti, Unit XVIII : Adhipura, Unit “R”, Unit “S”, Unit “T” dan Unit “Ancol”. Empat Unit terakhir ini adalah Unit khusus bagi tahanan yang dianggap “Diehard” yaitu tahanan yang bersikap keras dan diangap membahayakan.

Jarak antara satu Unit dengan unit lainnya berkisar 3 Km sampai denga 7 Km yang dihubungkan dengan jalan tanah selebar 10 meter, ditempuh dengan jalan kaki, bersepeda atau Gerobak yang ditarik oleh kuda.

b. Personil Tahanan.

Tahanan yang dibuang ke Pulau Buru berjumnlah 12.500 orang merupakan sebahagian dari Tahanan Golongan “B” yang berjumlah ratusan ribu orang diseluruh Indonesia dengan tuduhan : “……bahwa mereka termasuk dalam Golongan yang berusaha untuk meniadakan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila dan menggantinya dengan negara yang berdasarkan Atheis Komunis melalui perebutan kekuasaan (Coup de tat) dengan menggunakan Gerakan 30 September 1965 PKI, yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) sehingga terkenal gerakan tersebut dengan nama G.30. S/PKI …”, namun usaha mereka gagal walau sudah sempat membunuh dengan kejam dan sadis para Para Jendral yang Pancasilais yang terkenal dengan Tujuh Pahlawan Revolusi dan Tokoh-Tokoh Agama yang menentang Atheis/Komunis. Para pendukung dan simpatisan G.30 S/PKI ditangkap, kemudian diklassifikasikan menjadi 3 Golongan :
Pertama : Golongan “A” yaitu mereka para pelaku G.30.S/PKI yang mempunyai cukup bukti dan fakta yang jelas keterlibatan mereka dalam G.30 S/PKI. Mereka ini ditangkap dan ditahan kemudian dimajukan ke Pengadilan Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub),seperti Kol.Untung sebagai Pimpinan /Pemberontak G.30 S/PKI, DR.Subandrio dan tokoh-tokoh Komunis dan simpatisan lainnya.
Kedua : Golongan “B”, yaitu para Tokoh dan Simpatisan G.30 S / PKI yang dianggap berbahaya namun tidak cukup bukti dan fakta yang jelas untuk dimajukan ke Depan Pengadilan. Mereka ini ditahan dalam Rumah Tahanan diseluruh Indonesia untuk dibina agar mereka kembali sadar dan menyesal atas tindakan mereka. Tahanan yang dibuang di Pulau Buru ini adalah sebahagian dari mereka yang termasuk Golongan “B”
Ketiga : Golongan “C”, yaitu mereka yang mendukung dan simpatisan terhadap PKI dan G.30.S/PKI namun dianggap tidak terlalu membahayakan negara, mereka ini dilepas dimasyarakat namun mempunyai kewajiban “lapor” kepada Penguasa Mliter setempat secara kuntinue seminggu sekali.

Mereka yang dibuang ke Pulau Buru sangat heterogen sekali ; Ada Pengarang terkenal seperti Pramdya Ananta Tur dan kawan-kawannya, Para Guru Besar, misalnya Prof.DR.Soeprapto, Prof.DR. Buyung Saleh, Wartawan Kawakan Hasyim Rahman dan kawan-kawan, Karel Supit dan kawan-kawan Pengurus Pusat (CC PKI), Bintang Film terkenal Basuki Effendy, Penyanyi, Pelukis terkenal Subronto, Aktifis Mahasiswa, Mantan Pejabat Tinggi, Mantan Bupati dan banyak lagi para tokoh terkenal pada masa itu serta para aktifis PKI yang ikut-ikutan.


Para tahanan disebar kedalam 22 Unit tahanan sebagaimana tersebut diatas, dengan kapasitas setiap Unit berjumlah antara 500 sampai 1000 orang tahanan. Adapun kegiatan mereka sehari-hari dibagi dalam kelompok -kelompok kerja :. 1. Sebagian besar kelompok Petani yang bekerja diareal persawahan dan Ladang dengan tugas menanam padi, palawija dan sayuran. 2. Kelompok lainnya Ada yang bertugas menyiapkan makanan para tahanan, Petugas` Kebersihan Barak dan lingkungan, Petugas yang mengolah dan memproses bahan makanan, Petugas yang mencari sayuran dan lauk makan dengan macing dan berburu Rusa. Dan ada juga yang ditugaskan menggergaji dan mengolah kayu dan Menyuling Minyak Kayu Putih dihutan. Personilnya diadakan pergantian secara berkala.
Kegiatan pokok secara umum adalah mengikuti “Santiaji, Ceramah, Ibadah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta mengikuti Apel Pagi, Siang, Sore dan Malam hari yang berfungsi sebagai sarana Pengawasan dan Evaluasi bagi Petugas keamanan atau Ton Wal.

c. Kegiatan Petugas
.
Pada setiap Unit Tahanan ( Mako + 21 Unit Tahanan) terdapat Petugas Pembina yang terdiri dari : Petugas Keamanan, Petugas Kesehatan, Petugas Pertanian, Rohaniawan (Pembimbing Ibadah), Petugas Operasi Mental (OPSTAL), semua petugas ini bekerja dibawah satu Komando yang dipimpin oleh Komandan Unit (Dan Unit) yang berpangkat Kapten CPM. Kami sebagai petugas OPSTAL menyusun jadwal kegiatan pembinaan dalam bentuk a. Kegiatan Santiaji dalam bentuk ceramah di Gedung Pertemuan. b. Kegiatan pembinaan “face to face contact” kepada para tahanan ditempat mereka bekerja. Setelah Jadwal Kegiatan disetujui Komandan Unit kegiatan dilaksanakan bekerjasama dengan Ton Wal (Keamanan). Materi santiaji dikoordinasikan dengan Petugas Intel, kemudian dilaksanakan di Enam Unit (areal Kelompok kami) secara berpindah-pindah dari satu unit ke unit lainnya.
Tugas yang memerlukan persiapan yang matang adalah Santiaji, memberikan pembinaan melalui Ceramah di Gedung Pertemuan yang dihadiri oleh pata tahanan yang kritis dan mempunyai kemampuan nalar yang tinggi sehingga kalimat demi kalimat yang kami sampaikan harus menyentuh hati mereka. Pada akhir ceramah para tahanan diberikan kesempatan untuk berdialog dengan petugas sekitar materi yang baru disampaikan.
Demikianklah kegiatan ini kami laksanakan selama enam bulan dengan kondisi fisik dalam situasi Siaga Penuh , dan kondisi jiwa/ mental yang diliputi kecemasan dan ketakutan karena dihantui oleh suatu pristiwa yang pernah terjadi sebelumnya di Pulau Buru yaitu “Pemberontakan “yang dilakukan oleh sekelompok tahanan dengan terbunuhnya secara kejam dan sadis seorang Petugas Keamanan Peleton Pengawal Pelda Panita Umar kemudian para pemberontak melarikan diri dan bersembunyi dihutan-hutan sekeliling Inrehab.Demikian juga kejadian yang sering terjadi adanya” Kontak Fisik” antara Penduduk Aseli dengan Penghuni Inrehab ( (Petugas atau tahanan) mengakibatkan penghuni Inrehab terkena lemparan Tombak atau Anak Panah penduduk aseli secara sembunyi-sembunyi atau misterius.

Akhirnya tugas berat dan beresiko tinggi ini dapat kami selesaikan dengan selamat, kami merasa puas karena telah dapat memberikan sepercik Rasa Kemanusiaan kepada saudara-saudara kita yang tersesat dan tertipu oleh bujuk rayuan PKI yang anti Pancasila dan memusuhi Agama yang ingin merobah Palsafah Negara Pancasila dengan Komunis Atheis, mengakibatkan mereka harus dibuang ke Pulau Buru berpisah jauh dengan keluarga dan terputus komunikasi dengan dunia luar tanpa diketahui jangka waktu yang harus mereka jalani. Mudah-mudahan kegiatan pembinaan ini akan ada kesan positif dihati para tahanan dan bermanfaat bagi mereka serta bernilai ibadah disisi Allah swt. Amin ya Robbal ‘alamin.

d. Kegiatan Iyang di rumah.

Enam bulan ditinggal suami bertugas ditempat yang jauh, beresiko tinggi dibidang keamanan, tidak dapat berkomunikasi , suatu situasi yang cukup menegangkan. Dirumah harus mengasuh empat orang anak yang masih kecil, sehingga berfungsi sebagai ibu dan sekaligus sebagai seorang Bapak. Tugas ini dilakukan Iyang dengan segala kesabaran dan ketabahannya yang didukung dengan ibadah dan do’anya. Untunglah dirumah ada Suhairy Absyar adik kandung Iyang yang masih kuliah turut mengawasi anak kemanakannya.
Selama enam bulan itu banyak sekali pengalaman pahit yang harus Iyang hadapi sendiri antara lain tertulis dalam catatan hariannya sebagai berikut :
1). Hasil pemeriksaan Dokter, anak kami nomor dua Safriansyah dinyatakan harus dioperasi amandelnya karena sudah dianggap acut dan berbahaya. Iyang harus menanda tangani Surat Pernyataan yang berisi izin untuk operasi amandel putranya dan tidak akan menuntut jika terjadi kegagalan dalam operasi atau resiko lainnya. Operasi amandel pada saat itu masih dianggap operasi besar dan berbahaya. Surat pernyataan ini Iyang tanda tangani dengan berurai air mata. Alhamdulillah operasi berjalan dengan baik dan berhasil.

2). Suatu peristiwa diperjalanan bersama anak-anak naik beca, tiba-tiba beca mereka menabrak Mesin giling dan terjungkil jatuh kedalam parit yang dalam dipinggir jalan. Dengan isak tangis anak-anak mengangkat ibunya dari dalam parit.

3). Puncak dari keprihatinan dan kesedihan Iyang adalah Iyang jatuh sakit dan pingsan didalam kamar sendirian dan yang mengerti pada saat itu hanya Herdi sesuai dengan umurnya sekitar 7 tahun, dengan instingnya menyiramkan air minum segelas kemuka ibunya sehingga Iyang sadar sambil mengucapkan Zikir dan memeluk putra tertuanya itu.

3) Permasalahan anak-anak yang masih kecil dan belum mengerti kondisi ibunya harus Iyang hadapi dan pecahkan sendiri.

Berkat ketabahan, kesabaran dan tawakkal yang didukung dengan ibadah dan do’a akhirnya Iyang mengakhiri pengalaman hidup yang mencekam dirinya dengan selesai tugas sang suami dengan selamat.

e. Diperbantukan di BAPRERU Kejaksaan Agung R.I.

Tugas kami selaku Petugas Opstal selama enam bulan di areal Inrehab P.Buru dinyatakan selesai dan dinilai berjalan dengan baik. Pangdam XV Pattimura memerlukan laporan khusus dan langsung dari Team Opstal, untuk itu Kasdam XV Pattimura Kol.M.Sanip menetapkan dua orang petugas terdiri dari Sipil dan Militer untuk membuat laporan dimaksud dan berdialog langsung kepada Pangdam Pattimura Bapak Brigjen Suardi Lani. Dua orang petugas dimaksud adalah Saya sendiri dan Rohaniawan Katholik Kapten Prastono. Tugas kami diperpanjang 2 bulan dengan membuat laporan khusus tertulis dan dialog lisan denganPangdam XV Pattimura di kota Ambon. Materi laporan yang kami sampaikan kepada Panglima Kodam XV_Pattimura apa yang kami alami dan kami lihat selama berada di Inrehab P.Buru, baik keadaan para tahanan maupun perlakuan para Petugas`Keamanan (Ton Wal) terhadap tahanan. Kami laporkan bahwa para tahanan sering sekali mendapatkan perlakuan para petugas keamanan yang tidak manusiawi terlalu berorientasi kepada apek security , sehingga sering sekali kami melihat para tahanan mendapatkan hukuman fisik diluar pri kemanusiaan tanpa melihat besar kecilnya kesalahan dan mengabaikan kondisi fisik dan umur para tahanan.
Apabila kami para petugas Rohaniawan dan Opstal berimpaty kepada para tahana maka kami dinilai dan dilaporkan Petugas yang membela kepentingan para tahanan. Demikian juga kami laporkan kepada Bapak Panglima bahwa adanya oknum petugas (Ton Wal atau Komandan Unit) yang mengeksploitir tenaga para tahanan untuk kepentingan/keuntungan pribadi. Laporan ini diterima dengan baik oleh Bapak Panglima dan dijadikan bahan Evaluasi bagi para Petugas terutama Ton Wal di Inrehab.
Setelah tugas tambahan khusus ini selesai kami laksanakan maka rampung/tuntaslah tugas kami sebagai Petugas Opstal di Inrehab P.Buru di P.Buru dan kota Ambon, kami kembali ke Jakarta untuk melapor ke instansi masing-masing.
Pada saat saya melapor ke Dep.Agama saya merasa kecewa karena tidak ada reaksi positif dari Pimpinan, sedangkan para petugas dari instansi lain yang telah melaksanakan tugas berat di P.Buru mereka mendapatkan penghargaan dan peningkatan karir dan jabatan. Kondisi di Dep.Agama saya informasikan kepada Pimpinan BAPRERU Bapak Mayor Jenderal Wadly PS. Mendengar informasi ini langsung beliau meminta kesediaan saya untuk membantu beliau di BAPRERU Pusat di Jakarta. Tawaran ini saya laporkan kepada pimpinan di Dep.Agama Sekretaris Ditjen Bimas Islam Bapak H.A.Qodir Basalamah dan beliau merestuinya kemudian keluarlah Surat Tugas untuk diri saya sebagai Tenaga bantuan kepada Kejaksaan Agung R.I. dan sejak saat itu saya mutasi dan bertugas ditempat ini sebagai KASI AGAMA BAPRERU KEJAKSAAN AGUNG R.I.

1).Organisasi BAPRERU.

BAPRERU Badan Perencana Pulau Buru merupakan unit instansi yang bertugas merencanakan pembinaan para tahanan G.30.S PKI Golongan “B” yang ditahan di Pulau Buru, merupakan unit organisasi yang berada dibawah instansi Kejaksaan Agung R.I. dan operasionalnya berada dibawah Kopkamtib. Pimpinan, pejabat dan Stafnya terdiri dari Militer dan Sipil dengan susunan sebagai berikut :

Ketua Perencana (Tua Cana) : May.Jen.Wadly. PS.
Wakil Ketua (Watua Cana) : Kolonel Bambang Cahyana SH.
S ek r e t a r i s : Dading Sopar SH (Jaksa Senior)


Kabag Pertanian : Ir.Abd. Fatah (dari Deptan)
Kabag Kesehatan : Kolonel Dr.Sutoyo.
Kabag I n t e l : Kolonel Wiyoso.
Kabag Pembinaan : L. Hutabarat SH (Jaksa )
Kabag Pengawasan : Memed Rustandardinata SH (Jaksa)
Kabag Keuangan : Kolonel Suwarno.

Kasi-Kasi : 1. Kasi Agama : Drs.H.A.Bidawi Zubir. (Depag)
2. Kasi Penerangan : Drs.Zainal Abidin (Deppen)
3. Kasi Rumah Tangga : Gumelar (Jaksa)
4. Kasi Saprodi : Mahran Safri (Deptan)
5.Ajudan Tua Cana : Azwir Harun, SH (Jaksa).

Beserta sejumlah staf dari Kejaksaan Agung dan Kopkamtib.

2).Berkiprah di BAPRERU.

Bertugas di Bapreru bagi saya merupakan arena pertama untuk bergaul dengan dunia luar Dep.Agama, karena lembaga ini merupakan “Task Force” Tugas Lintas Sektoral yang terdiri dari bermacam instansi ; Kopkamtib Dep.Hankam, Kejaksaan Agung, Dep. Kehakiman, Dep.Agama, Dep. Pertanian, Dep.Penerangan, Dep.Kesehatan,Dep. Sosial dan Depdikbud. Dari instansi-instansi ini mengirimkan perwakilannya untuk duduk bertugas di Bapreru. Masing-masing perwakilan bertugas dibawah koordinasi Tua Cana, menyusun Rencana Pembinaan para tahanan di P.Buru sesuai dengan bidang dan fungsi masing-masing. Saya dari Dep.Agama menyusun konsep Rencana Pembinaan Mental para tahanan yang terdiri dari Kegiatan Penyuluhan dan Bimbingan Ibadah dari seluruh Agama dan Pembinaan Mental Idielogi. Rencana Sarana dan Prasarana Pembinaan seperti Calon Petugas yang akan dikirim ke Pulau Buru, Peralatan dan Buku-buku yang diperlukan. Naskah Rencana Pembinaan yang telah disetujui oleh Ketua Perencana Bapreru dikonsultasikan dengan Kopkamtib, Kejaksaan Agung dan Dep.Agama. Setelah mendapat Rekomendasi dari ketiga instansi ini maka dilaksanakan di Inrehab P.Buru. Untuk mengetahui hasil Pembinaan para petugas dilapangan maka secara berkala melakukan kunjungan ke Inrehab P.Buru.
Disamping tugas dinas tersebut, saya diminta oleh Tua Cana Bapreru untuk mengadakan Pengajian Agama (Islam) bagi Pejabat dan Staf Bapreru. Kegiatan ini dilakukan secara berkala dan kontinue dirumah Tua Cana, Watua Cana dan Kabag Bapreru. Peserta Pengajian terdiri dari para Perwira Tinggi dan Menengah ABRI, Jaksa Senior dan Pejabat dari bermacam Instansi serta Staf Bapreru lainnya lainnya sangat antusias mengikuti acara pengajian yang


dimulai dengan Ceramah Agama kemudian dilanjutkan dengan Pertanyaan dari para peserta. Pengajian ini mereka jadikan arena untuk memperdalam pengetahuan agama serta memantapkan pelaksanaan ibadah mereka sehari-hari.
Sebagai Pimpinan Pengajian, memberikan ceramah dan melayani pertanyaan yang diajukan oleh para peserta pengajian, pada awalnya terasa berat dan segan menghadapi mereka namun setelah mendengar komentar mereka yang “cukup positif” menjadikan saya Percaya Diri (PD) untuk berhadapan dengan beliau-beliau ini. Dilain sisi merekapun bersikap “hormat” dan “berterima kasih” kepada Ustadz Pimpinan Pengajian atas hasil yang mereka dapat dalam pengajian. Hubungan dengan mereka menjadi betambah akrab termasuk hubungan antar keluarga (istri dan anak-anak) para peserta.
Alhamdulillah melalui arena ini dapat menjalin hubungan yang akrab dengan para petinggi ABRI dan Jaksa senior serta pejabat dari instansi lainnya, dan memberi manfaat kepada mereka untuk memperdalam ilmu agama.
Adapun kegiatan Iyang dan Ibu-Ibu di Bapreru tidak kalah sibuk dengan kegiatan suaminya. Kemampuan aproach dan komunikasi yang dimilki Iyang melalui pengalaman berorganisasi membuat para istri Pejabat Bapreru simpati dan cepat akrab terutama Ibu May.Jen Wadly ((istriTua Cana Bapreru). Setiap kegiatan Ibu-Ibu Bapreru di Kejaksaan Agung dan Kopkamtib Iyang diajak dan dijadikan sebagai Juru Bicara untuk menyampaikan materi kegiatan di Bapreru . Sehingga banyak bergaul dan kenal dekat dengan para istri Pejabat Kejaksaan Agung dan Dep.Hankam. Tercatat hubungan yang akrab dengan Ibu L.B.Murdani (istri Jenderal L.B. Murdani Panglima ABRI ) dan istri para Pati ABRI lainnya, serta istri para pejabat teras Kejaksaan Agung. Pengalaman ini merupakan modal bagi Iyang untuk duduk di Pengurus KOWANI PUSAT pada tahun-tahun berikutnya.

Tugas di BAPRERU (1974-1978) berakhir setelah para tahanan PKI di Inrehab P.Buru dibebaskan dan Lembaga Bapreru dibubarkan pada tahun1978. Kenangan manis dan pengalaman berharga banyak didapat di Bapreru. Dapat mengenal dan bergaul dengan para Pejabat teras Militer dan Sipil dari bermacam instansi sebagai bahan menapak karir selanjutnya. Saya kembali bertugas di instansi induk Departemen Agama. Isak tangis haru mewarnai acara perpisahan petugas/keluarga Bapreru yang berasal dari berbagai instansi itu. Walaupun Bapreru telah dibubarkan namun Pengajian dan silaturrahmi tetap kami jaga dengan baik.