Rabu, 17 Juni 2009

MEMBINA RUMAH TANGGA "SAMARA" (4)

E. KEMBALI BERTUGAS DI DEPARTEMEN AGAMA R.I.

1. Menjadi Pejabat Dep. Agama di Pusat.

Diawal tahun 1978 menteri agama dijabat oleh Bapak Letnan Jenderal H.Alamasyah Ratu Prawira Negara, kebenaran pada saat itu saya dan Iyang sedang membina pengajian (Guru Prevat Les Agama) dirumah beliau. Iyang sudah begitu akrab dengan Ibu Alamsyah baik sebagai Guru Prevat Les dirumah beliau maupun sebagai anggota Pengajian Ibu-Ibu Sriwijaya yang beliau pimpin. Kembali ke Departemen Agama pada saat itu merupakan moment yang sangat tepat karena sedang ada perombakan personil para pejabat, sehingga saya berkesempatan untuk menduduki jabatan Eselon IV sebagai Kasubbag Perundang-undangan Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Jabatan ini merupakan Jabatan awal dalam menapak karir di Departemen Agama. Dua tahun kemudian diangkat menjadi Pejabat Eselon III sebagai Kepala Bagian Perencanaan dan Perundang-undangan DitjenBinbaga Islam. Setelah dua tahun dalam jabatan ini kemudian dimutasikan sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Negeri (DITBINPAISUN).
Kegiatan yang menonjol pada awal bertugas di Departemen Agama disamping sebagai Pejabat Struktural Eselon IV dan Eselon III ( Kasub Bag dan Kabag Ditjen Binbaga Islam) mendapat kesempatan untuk mengikuti Pendidikan Penjenjangan Sekolah PimpinanAdministrasi Tingkat Madya (SEPADYA) bagi Pejabat Eselon III. Dan ditetapkan juga sebagai Pemimpin Proyek Peningkatan Mutu Sistem Pendidikan Agama (PSPA). Kegiatan Proyek Pembangunan ini menambah wawasan baru serta kesempatan membantu kesejahteraan para pegawai dan staf, karena setiap kegiatan yang dilakukan tersedia dana untuk insentif dan honororium mereka. Staf merasa senang dan bergairah dalam menjalankan tugas sehingga tugas dinas terlaksana dengan baik dan disiplin.
Jabatan Kabag memungkinkan untuk mendapatkan fasilitas Mobil Dinas Toyota Hardtop, sehingga menambah prestise dalam penampilan di keluarga, masyarakat dan pergaulan pada umumnya. Hasil dari honororium sebagai Pimpro dan kegiatan Proyek dapat membeli mobil sedan Honda Civic No.Polisi B 2904 NE yang digunakan untuk keperluan keluarga.
Saat menjabat Kabag Perencanaan Ditjen Binbaga Islam pada tahun 1982 mendapat tugas sebagai Team Pembimbing Haji Indonesia (TPHI) yang dikirim keUjung Pandang untuk membimbing jamaah haji Ujung Pandang sehingga berkesempatan menunaikan menunaikan ibadah Haji rukun Islam yang kelima.
Pada saat menjabat sebagai Kabag TU Ditbinpaisun mendapat kesempatan untuk mengikuti Pendidikan Penjejangan Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi (SESPA) yang diperuntukkan bagi para Pejabat Eselon II atau Pejabat Eselon III yang akan dipromosikan ke Eselon II.
Ditempat ini saya dipercayakan untuk menjadi “Pemimpin Proyek Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum “ dengan kegiatan Proyek Menyusun, Menerbitkan, Mencetak dan menggandakan Buku Siswa dan Buku Pegangan Guru Agama . Kegiatan lain Mengadakan Penataran para Tenaga Kependidikan ; Guru Agama, Penilik dan Pengawas Pendidikan Agama. Saya ditetapkan sebagai “Tenaga Penatar Pusat” sehingga berkesempatan keliling Indonesia untuk menatar.
Adapun kegiatan Iyang sebagai istri Pejabat terlibat langsung dalam organisasi Darmawanita. Dengan pengalaman Iyang berorganisasi yang diketahui oleh sebagian besar istri pejabat/karyawan Departemen Agama maka di zaman Menteri Agama di jabat oleh Bapak H.Munawir Syadzali, Iyang ditunjuk sebagai Sekretaris Darmawanita Departemen Agama Pusat yang diketuai oleh Ibu Menteri. Tugas ini Iyang jalankan dengan baik dan disiplin sehingga mendapat kepercayaan penuh dari Ibu Munawir Syadzali. Disamping jabatannya sebagai Sekretaris Dharma Wanita Dep.Agama Pusat Iyang ditunjuk mewakili Dep. Agama untuk duduk dalam kepengurusan KOWANI (Kongres Wanita Indonesia) selama Dua Preode yang diketuai oleh Ibu Murprotomo dan Ibu Min Sugandi Menteri Penanan Wanita. Duduk sebagai Pengurus di organisasi KOWANI bersama Ibu-Ibu berkaliber Tokoh Nasional Iyang tidak merasa canggung berkat pengalaman yang pernah dilalui pada saat diperbantukan di BAPRERU KEJ.AGUNG.
Disamping tugas yang cukup padat ini, Iyang selalu dipercayakan oleh Ibu Menteri Agama Ibu Murni Munawir Sjadzali untuk menjadi MC /Pembawa Acara setiap acara yang berskala Departemen dan Antar Departemen.
Setelah melalui liku-liku kehidupan yang prihatin, kini terasa ada perobahan yang agak menyejukkan . Kesejahteraan dalam keluarga mulai dirasakan, anak-anak yang mulai menanjak dewasa ikut merasakan situasi ini, membuat mereka tidak merasa minder dalam pergaulan. Mereka telah dapat menikmati kendaraan roda dua bahkan Kendaraan Roda Empat. Situasi ini membuat kegairahan mereka dalam belajar dan terbukti hasilnya; Herdiansyah anak kami yang tertua tammat dan lulus dari SMAN dan diterima di Perguruan Tinggi Pavorit Institut Teknologi Bandung (ITB). Adiknya Safriansyah tammat dan lulus dari MAN dan diterima di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kemudian mengajak dan membina adik-adiknya Ahmad Hamami dan Zulfikri untuk belajar di Kota Pelajar ini.

1. Menjadi Pejabat Dep.Agama di Daerah.

Selama sepuluh tahun bertugas sebagai pejabat di Departemen Agama Pusat Jakarta banyak merasakan nikmat yang diberikan Allah swt baik yang dilimpahkan kepada diri saya sendiri, kepada isteri dan anak-anak, bahkan keluarga besar juga turut merasakannya.
Untuk menduduki jabatan lebih tinggi lagi sebagai pejabat Eselon II di Pusat dirasakan terlalu berat saingan yang dihadapi. Persyaratan untuk menduduki jabatan Eselon II telah saya miliki sebagai Alumni SESPA.


Kepala Biro Kepegawaian Dep. Agama Pusat menginfrormasikan bahwa Kepala Kantor Wilayah Dep.Agama Propinsi Maluku berkedudukan di Ambon akan ditugaskan untuk melanjutkan pendidikan ke S 2 IAIN Malang sehingga jabatan tersebut akan lowong dan beliau menawarkan kepada saya untuk mengisi jabatan tersebut. Atas tawaran ini dimusyawarahkan kepada keluarga terutama Iyang dan anak-anak, mereka menyerahkan sepenuhnya kepada saya untuk mengambil keputusan. Setelah melakukan sholat Istikhoroh, memohon petunjuk Allah atas pilihan tersebut dan Allah memberikan petunjukNya untuk menerima tawaran Kepala Biro Kepegawaian untuk diusulkan menjadi Kakanwil Dep.Agama Propinsi Maluku. Usul diterima oleh Bapak Menteri Agama melalui Sekjen Dep.Agama Bapak H.Tarmizi Thaher. SK Menteri Agama terbit dan saya ditetapkan sebagai KepalaKantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Maluku di Ambon.

a. Kakanwil Dep.Agama Propinsi Maluku di Ambon (1989-1993).

Sebelum berangkat ke Ambon mengadakan kunjungan kepada Bapak Menteri Agama dan Bapak Sekjen serta para Pejabat Eselon I lainnya untuk minta Restu, Petunjuk dan sekaligus berpamitan.
Di Ambon melapor kepada Gubernur Maluku yang dijabat oleh Bapak Brigjen Sukoso mantan Komandan Jendral Kopassus, dalam pertemuan dengan beliau yang didampingi Bapak Sekwilda M.Akib Latuconsina ditentukanlah hari pelantikan. Setelah selesai upacara pelantikan mulailah saya bertugas di Propinsi Seribu Pulau ini.
Pada saat melapor kepada Komandan Korem Pattimura Bapak Kolonel Rustam Kastor (putra Ambon muslim) beliau memberikan bekal awal kepada saya dengan Dialek Ambonnya : “ Bahwa masyarakat Ambon ini diantara sifat yang kurang positifnya ialah : “Seng senang liak orang pung baik” artinya Tidak senang melihat orang lain Sukses. Dan ada sikap dan sifat tidak mau tau dengan urusan orang lain dengan ucapan : “Dong par dong, Ketong par ketong” artinya: Urusan dia urusan dia, Urusan Saya urusan saya. Kalau di Jakarta kita kenal dengan pernyataan : Loe – Loe, Gue – gue.
Dalam memulai memimpin orang Ambon beliau mengingatkan bahwa anda harus melalui 3 fase dengan pertanyaan : 1.” Ose Sapa “ Anda siapa ? dan harus dijawab : Beta Kapitan artinya Saya kapitan (serba mau). 2.Ose bisa apa ? Anda bisa apa ? dan harus dijawab : “Beta ahli dan banyak pung bisa” artinya Saya Professional dan banyak kepandaian.
3. kemudian mereka memberikan pernyataan :”Nanti kong” artinya Baik kami tunggu ! Jika anda sudah dapat membuktikan tugas dengan baik dan mendapat simpati mereka maka mereka akan siap membantu dan membela anda sampai titik darah penghabisan.
Selama empat tahun bertugas disini banyak Kesan yang didapat baik yang bersifat menyenangkan maupun yang bersifat memprihatinkan antara lain :
1).Tugas pertama Mendampingi Dubes Vatikan dan Dirjen Katholik Bapak Imam Kusenomiharjo dan Ibu dalam acaraYubelium (Peringatan 100 tahun) agama Katholik di Maluku yang dilaksanakan di Tual Pulau Key Besar ibukota Kabupaten MalukuTenggara.

2). Membuat data dan Peta kependudukan berdasarkan jumlah pemeluk agama. Ternyata setelah didata melalui Kepala KUA dan Kepala desa
se Propinsi Maluku tercatat ummat Islam 54% (mayoritas), Kristen Protestan 31 %, Katholik 11 %, Hindu Budha 2,5 %, Animisme dan lain-lain 1,5 %.
Data ini sangat bertentangan dengan image masyarakat luar Maluku yang memandang bahwa umat Islam disini merupakan jumlah yang minoritas.

3). Menyelenggarakan Sholat ‘Idul Fitri dan Idul Adlha dilapangan terbuka yang selama ini belum pernah terlaksana. Pelaksanaan Perdana/Pertama di kota Ambon dilaksanakan di Lapangan Merdeka dengan Khotib Kakanwil Dep.Agama (Drs.H.A.Bidawi Zubir) yang dihadiri oleh ribuan jama’ah, kemudian pada tahun-tahun berikutnya diikuti oleh kaum muslimin dikota-kota lainnya baik di Kabupaten maupun Kecamatan dan Desa sampai sekarang.

4). Mendapat kesempatan study banding ke luar negeri mengikuti Program Pendidikan para Pejabat Eselon II Dep.Agama tentang “Strategic Management “ di University Of Massasuchets USA, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan dibidang Leadership dan Management.

5). Ditunjuk mewakili Dep.Agama untuk mengikuti Pendidikan Calon Pejabat Tinggi (Eselon I) di Lembaga Ketahanan Nasional Kursus Reguler Angkatan XXIV (LEMHANNAS KRA XXIV) MABES ABRI selama 11 bulan.
Pendidikan di Lemhannas terdiri dari 3 macam :
a). Kursus Reguler Angkatan (KRA) selama sebelas bulan diikuti oleh para Pejabat Senior Eselon II berpangkat minimal IV/C untuk Sipil dan Kolonel untuk Militer, yang dipersiapkan untuk menduduki Jabatan Eselon I.
b). Kursus Singkat Angkatan (KSA) selama tiga setengah bulan diikuti oleh para Pejabat Eselon I yang belum mengikuti KRA.
c). Kursus Singkat Khusus Angkatan (KSKA) selama 2 bulan yang diikuti oleh para Bupati,Walikota dan Ketua DPRD Kabupaten/Kota.
Program Pendidikan KRA, Melaksanakan Widya Wisata Dalam Negeri (WWDN) dan Widya Wisata Luar Negeri (WWLN) . Sedangkan KSA dan KSKA tidak melaksanakan program ini.



Kami peserta KRA XXIV, melaksanakan WWDN ke Propinsi Sumatera Selatan dan mengadakan WWLN ke Negara Australia dan New Zealand.
Tammat dari Lembaga ini saya mendapatkan “Ijazah” LEMHANNAS KRA XXIV setelah mempertahankan Kertas Kerja Perorangan (TASKAP) semacam Skripsi yang berjudul :“Pokok-Pokok Pikiran tentang Bela Negara” dihadapan Dewan Penguji yang terdiri dari para Jenderal dan Pejabat Teras dan Widya Iswara Lemhannas. Para tamatan Lemhannas tercatat sebagai anggota IKAL (Ikatan Alumni Lemhannas).
Disamping Ijazah Lemhannas kami mendapatkan Ijazah sebagai “Pelatih” Senam Tera” Senam Pernafasan yang kami ikuti selama pendidikan.

6).Mengikuti Glady Mako yang dilaksanakan oleh Sesko AD yang merupakan simulasi Cara Menanggulangi Problematik Kenegaraan yang berskala Nasional, yang diikuti oleh seluruh jajaran instansi Tingkat Propinsi Maluku dan Irian Jaya. Kanwil Dep.Agama ditunjuk sebagai Leading Sektor dalam acara ini.

7) Kegiatan yang mencemaskan dan menegangkan ; Saat Mengadakan Pembinaan kedaerah Kepulauan melalui Udara dengan Pesawat Twin Otter/ Pesawat Kecil yang sering menemui Area hampa udara , Pesawat dirasakan anjlog sekitar seratus meter dan sering mengalami kecelakaan. Melalui Laut dengan Kapal Laut ukuran kecil yang sudah tua dengan penumpang yang sarat menghadapi hempasan ombak-ombak besar

8). Dalam kesibukan sehari-hari masih mempunyai kesempatan untuk memberikan kepedulian terhadap orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan sehingga menjadikan mereka sebagai saudara, mereka itu antara lain: 1. Drs.H.Zamrud (datang dari Lampung), 2. Drs. Asri Latif sekeluarga datang dari Padang, 3.Drs.M.Sofi’idatang dari Jawa, 4.Drs.Supardi Hasibuan/Ucok datang dari Batak, 5. Dr. Dartius beserta istri datang dari Medan, 6. Tahir,Edji dan Iim Ibrahim anak angkat kami dari penduduk aseli Ambon. Walaupun kami sudah Pensiun namun hubungan kami tetap terjalin dengan baik dan mereka tetap menganggap kami sebagai orang tua.

9). Kegiatan Darma Wanita diisi Iyang dengan acara-acara yang menyentuh hati nurani para anggota / pegawai kecil dengan mengadakan kunjungan kerumah-rumah mereka yang terletak dipedalaman yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Demikian juga membuka cakrawala wawasan para Pimpinan Darma Wanita membawa mereka mengadakan Kunjungan ke Departemen Agama Pusat di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa. Kegiatan ini merupakan kegiatan kebanggaan bagi para peserta.
Akhirnya tugas perdana sebagai Pembina ummat tingkat Propinsi ini dapat diselesaikan dengan baik serta meninggalkan kesan positif bagi diri kami maupun para pegawai dan staf serta anggota Darma Wanita.
Hal ini lebih terasa haru lagi tatakala kami akan meninggalkan kota Ambon, Para Pejabat, Pegawai , Anggota Dharma Wanita Dep.Agama serta para Tokoh dan Pemuka Agama dan Masyarakat kota Ambon memenuhi arena halaman Bandara Pattimura untuk melepas kepergian kami.

b.Kakanwil Dep.Agama Prop. Sumatra Utara di Medan.(1993 – 1996)

Pada bulan Januari 1993 Bapak Laksamana Muda. Dr.H.Tarmizi Taher menjadi Menteri Agama menggantikan Bapak H.Munawir Syadzali. Kami datang ke Jakarta untuk menyampaikan “Ucapan Selamat” atas peningkatan jabatan beliau dari Sekjen menjadi Menteri Agama. Keesokan harinya kami dipanggil menghadap beliau dan mendapatkan tugas baru untuk mutasi menjadi Kakanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Utara di Medan menggantikan Bapak Drs.H. Adnan Harahap yang ditarik ke Pusat. Sedangkan jabatan saya selaku Kakanwil Dep.Agama Propinsi Maluku digantikan oleh Bapak Drs.H.Rasyid Hamidy dari Pusat. Setelah selesai timbang terima dengan Bapak Drs.H.Rasyid Hamidy dihadapan Gubernur Maluku Bapak Drs.Akib Latuconsina di Ambon, kami berangkat dari Ambon ujung timur Indonesia menuju kota Medan di ujung barat Indonesia dengan jarak tempuh enam jam penerbangan dengan transit di Kota Ujung Pandang, Surabaya, Jakarta dan kemudian terbang menuju Kota Medan.
Beberapa hari tinggal di Asrama Haji Medan (Ahmed) kemudian tiba saatnya dilaksanakan Pelantikan dan Serah terima Jabatan Kakanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Utara oleh Gubernur Sumut Bapak May.Jen. Raja Inal Siregar di Aula Kantor Gubernur Sumatera Utara yang dihadiri oleh Pejabat teras Pemda Sumut dan seluruh Karyawan Kanwil Dep.Agama Sumut.
Selama tiga tahun empat bulan bertugas di Sumatera Utara juga merangkap jabatan sebagai Ketua Asrama Haji Embarkasi Medan, banyak pengalaman yang menyenangkan dan mencemaskan diantaranya :

1).Terhadap para Pejabat Baru yang akan bertugas di Medan sering kita mendengar semboyan :”Ini Medan Bung !” mengundang kesan bahwa kota Medan ibu kota Sumatera Utara itu daerah “keras”.
Demikian juga ada yang menakut-nakuti dengan ancaman : “Tuhor Maharajaon” artinya lebih kurang ……”Mari kita beli Pejabat ini”sesuai dengan seleranya ( Uang,Wanita atau Keperluan lainnya)………”sehingga mudah untuk dikendalikan.
Dua kata ini betul-betul membuat saya sebagai pejabat baru menjadi agak kecut dan hati-hati. Namun setelah bertugas beberapa bulan ternyata kota Medan cukup “welcome” dan merupakan tempat yang cukup dinamis. Memang kota Medan cukup “keras” ditandai sikap terbuka dengan intonasi, dialek dan volume suara bicara yang tinggi, tetapi mereka tidak “Kasar” mereka tidak pernah menyinggung, menghina atau meremehkan lawan bicara, terkesan kasar adalah karena mereka bersikap terbuka dan berterus terang.
Setelah mengetahui situasi dan kondisi ini ternyata tugas di Medan cukup mengasyikkan.

2). Dukungan moril yang sangat membantu selama bertugas di Medan adalah Palima Kodam I Bukit Barisan Bapak May.Jen. Ari Kumaat adalah teman akrab sama-sama “ALUMNI LEMHANNAS KRA XXIV”. Dalam beberapa kesempatan beliau sering mengungkapkan bahwa antara beliau dan saya merupakan teman akrab. Dengan ucapan beliau ini sangat berpengaruh terhadap simpati anak buah di kantor dan Pejabat Militer dilapangan.

3). Gagasan Bapak May.Jen. Raja Inal Siregar Gubernur Sumatera Utara yang menghimbau Perantau Sumatera Utara untuk membangun desanya masing-masing dengan motto “ MARSIPATURE HUTANABE “(Mari membangun desa masing-masing), menggugah untuk mengingat desa kelahiran serta turut membangunnya. Dengan jiwa dan semangat inilah mulai merintis dan berpartisipasi untuk membangun desa Arahan tempat kelahiranku.

4). Adapun prestasi yang pernah dicapai selama berdinas di Sumatera Utara tercatat antara lain :

a). Dalam perlombaan Kebersihan, kerapian dan keapikan Kantor Pemerintah se Kota Madya Medan tahun 1995 , Gedung Kantor Wilayah Dep.Agama Sumaetra Utara tercatat sebagai Pemenang Pertama.

b). Dalam pernilaian Team Departemen Agama Pusat Tahun 1995 terhadap ASRAMA HAJI MEDAN (AHMED) yang terletak di Pangkalan Masyhur Kota Madya Medan ditetapkan sebagai Asrama Haji terbaik seluruh Indonesia

4). Pada tahun 1994 melaksanakan upacara Pernikahan dan Resepsi Perkawinan putra kedua kami Drs.Safriansyah dengan Ida Farida . Walaupun kami berada di Medan namun Upacara dilaksanakan di Jakarta (Gedung Dharmawanita Pusat ) berjalan dengan meriah dan lancar yang dihadiri oleh Bapak H.Tarmizi Taher Menteri Agama dan Ibu beserta para pejabat Eselon I, Eselon II Pusat dan para Pejabat yang datang dari Medan.

5). Kegiatan Dharma Wanita cukup padat terutama dalam musim haji mengkoordinir dan mengawasi usaha ibu-ibu yang membuka toko menjual souvenir untuk para jamaah haji di Asrama Haji Medan.
Adapun kegiatan yang sangat bergensi dan mempunyai kenangan yang mendalam adalah mengajak ibu-ibu Pengurus dan Aktifis Dharma Wanita mengadakan Darmawisata ke Luar Negeri, Ke Malaysia dan Singapor. Acara kunjungan ketempat-tempat bersejarah dan bernuansa Islamy menambah wawasan para ibu-ibu peserta. Biaya darmawisata ini merupakan hasil yang dikumpulkan dari usaha ibu-ibu yang dikoordinir oleh Dharma Wanita.

6).Mempunyai kesempatan menikmati Tempat-tempat Wisata yang indah di Sumatera Utara seperti Danau Toba dengan Pulau Samosirnya yang terkenal dengan Wayang Si Gale-gale, Brastagi dengan kesejukannya, Teluk Dalam dengan tempat Selancar yang Ombaknya tertinggi nomor dua di dunia, Istana Raja Nias dengan Acara Lompat Batu tertinggi.

7). Salah satu kesenangan kami adalah memberikan kepedulian terhadap orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan. Di Sumatera Utara (dan juga didaerah lain) terkenal dengan “Sogok” dalam “Penerimaan Pegawai Baru” Dalam ujian penerimaan pegawaiTahun 1994 yang diikuti oleh ribuan orang dan diterima sekitar dua ratus orang merupakan lahan yang paling empuk untuk melaksanakan “sogok”. Untuk itu saya berantas dengan pelaksanaan ujian yang saya kendalikan langsung dengan niat bahwa mereka yang lulus adalah hasil murni yang sesuai dengan hasil ujian mereka. Usaha ini walaupun “S u l i t “ namun dapat dilaksanakan dengan baik sehingga banyak peserta yang kecewa karena mereka mengandalkan “sogok” dan “Decking” sedangkan yang lulus berdasarkan hasil Ujian. Demikian juga banyak yang terkejut atas kelulusan mereka walau tidak mempunyai “decking” dan tidak melakukan “sogok”. Kepada mereka yang terakhir inilah yang merasa nasib mereka tertolong atas kebijaksanaan yang saya lakukan. Mereka ini akhirnya merasa berhutang budi dan menganggap kami sebagai orang tua mereka. Diantara mereka yang Lulus Murni ini tercatat antara lain : Drs.M.Yazid alumni IAIN Palembang yang sudah tujuh kali ikut test dan gagal, Drs. Kamaluddin Alumni IAIN Yogyakarta, Drs.M.Quwat Sumarno Alumni IAIN Yogyakarta, Salman Brutu BA (Tukang Cukur) yang sudah merasa kecewa dengan ujian terdahulu, Rosna Hasibuan adik Ucok Drs.Supardi Hasibuan (Ambon). Dan banyak lagi yang tidak dapat kami terangkan satu persatu. Pada saat itu ada 5 orang keponakan saya (kontan) yang tinggal dirumah kami dan ikut testing penerimaan Pegawai baru namun mereka semua kecewa karena tidak ada diantara mereka yang lulus.
Dan secara khusus ada kenangan tersendiri, Seseorang yang telah mengikuti test kesekian kalinya dan gagal, pada tahun ini dia lulus dengan baik. Beliau datang bersama ibunya yang sudah tua untuk menyampaikan tanda terima kasih mereka dalam bentuk Amplop berisi Uang, Ibunya secara tulus mohon kiranya saya dapat menerima niat baiknya ini kemudian saya terima secara baik-baik. Beberapa hari kemudian saya mengundang mereka sekeluarga , Pada kesempatan itu saya minta tolong kepada anaknya untuk mendaftarkan ibunya sebagai Calon Jamaah Haji pada tahun itu 1995 dengan Uang yang saya terima dari mereka beberapa hari yang lalu. Dan permintaan saya ini dilaksanakan sehingga Ibunya menunaikan ibadah haji ke Mekah. Maka jadilah ibunya berpredikat Hajjah, semoga beliau mendapatkan Hajjah berpredikat “Hajjah Mabruroh” Amin ya Robbal ‘alamin.

8). Mendapat Anak seorang Putri.
Salah seorang Staf Karyawan Asrama Haji Medan bernama Yono mempunyai kepandaian “Kusyuk” / Massage/Pijit. Sering membantu saya disaat santai di Asrama Haji, untuk menghilangkan kepenatan fisik dengan melakukan “massage”. Pada suatu kesempatan dengan suara lirih menyatakan bahwa dia mempunyai kemenakan seorang putri baru tammat SD, ayah dan ibunya tidak diketahui keberadaannya……”.Jika Bapak dan Ibu berkenan untuk mengasuhnya kami sangat mendambakan”.


Menanggapi ungkapan yang merenyuhkan ini, hasil musyawarah dengan Iyang maka tawaran ini kami terima sehingga jadilah anak yang bernama Dewi Anita sebagai “Anak Angkat” kami. Sejak saat itu kami asuh sebagaimana kami mengasuh dan mendidik anak kandung kami sendiri. Kami masukkan sekolah ke Madrasah Tsanawiyah Medan,kami pindah ke Jakarta kami masukkan ke Madrasah Tsanawiyah Tebet Timur Jakarta, terakhir setelah kami pindah ke Palembang kami masukkan ke Madrasah ‘Aliah Ash-Shomadiyah Desa Arahan dan ikut ujian Akhir di Madrasah Aliah Palembang sehingga mendapatkan Ijazah ‘Aliah Negeri Palembang.

Dinas sebagai Kakanwil Dep.Agama Sumatera Utara berakhir kurang mulus sebagai dampak dari kurang puasnya Gubernur Sumatera Utara Raja Inal Siregar kepada Menteri Agama yang menetapkan pengganti saya tidak sesuai dengan keinginan Gubernur Sumatera Utara. Acara serah terima dengan pengganti saya Drs.H.Firdaus Naly dilaksanakan dihadapan Sekjen Dep.Agama Bapak Prof.DR.Chotib Quswein di Jakarta, dan saya tidak mempunyai kesempat an untuk berpamitan kepada Bapak Raja Inal Siregar.

c. Kakanwil Departemen Agama Propinsi DKI Jakarta (1996-1998).

Bertugas di Jakarta seakan kembali kekampung halaman sendiri, karena Jakarta merupakan kampung kedua sesudah Arahan desa kelahiran, saya tinggal disini selama 27 tahun sejak berumur 20 tahun (1962-1989), kemudian saya tinggalkan bertugas di Ambon dan Medan selama 7 tahun. Kini saya kembali bertugas di Jakarta sebagai Kakanwil Dep.Agama DKI Jakarta. Jakarta bukan daerah baru bagi saya dan keluarga, Rumah kami di Tebet Timur yang kami tinggalkan selama 7 tahun kini kami tempati dan rawat kembali. Semua ahli famili dan teman lama menyambut dengan perasaan gembira atas kembalinya kami ke Jakarta dan mendapat Jabatan sebagai orang Pertama dilingkungan Dep.Agama Propinsi DKI.
Saya menggantikan senior saya Bapak Drs.H.Mubarok yang mutasi menjadi Kakanwil Dep.Agama Jawa Barat. Serah terima jabatan dilaksanakan dihadapan Gubernur DKI Jakarta Bapak May.Jen. Soerjadi dihadiri oleh seluruh Pejabat teras Pemda DKI dan seluruh Pejabat Kanwil Dep.Agama.
Bertugas di Jakarta ibu kota negara R.I. mempunyai keunikan tersendiri diantaranya tentang Pejabat Atasan, kalau di Propinsi lain kita mempunyai atasan langsung sehari-hari hanya Bapak Gubernur dan Sekwilda, sedangkan di ibu kota negara kita mempunyai atasan langsung cukup banyak, disamping Gubernur dan Sekwilda juga harus melayani Bapak Sekjen Dep.Agama, seluruh Dirjen (5 orang), Bapak Irjen dan yang lebih Utama adalah Bapak Menteri Agama. Disamping itu harus melayani telepon dan “Katabelece” atau “Nota Kecil” yang datang dari para Menteri dan Pejabat Tinggi (diluar Dep.Agama) yang meminta penjelasan dan minta bantuan yang bernada “perintah” sekitar permasalahan keagamaan di masyarakat misalnya Masalah Perkawinan, Perceraian, Harta Warisan dan lain-lain.


Demikian juga tentang Areal Tugas dan Waktu/Jam Dinas, kalau di daerah lain jika kita bertugas diluar kota maka tidak akan diganggu lagi, namun di Jakarta kita tidak mengenal Luar Kota dan Batas Jam Dinas, kita dituntut selalu “Stand by” selama 24 jam. Disamping itu kendala yang sangat menghambat kegiatan diluar kantor adalah “kemacetan lalu lintas”, jarak tempuh sejauh satu kilometer sering ditempuh selama 1 jam atau lebih. Apabila menghadiri suatu meeting atau Rapat Dinas, tidak ada alasan terlambat karena macet. Demikianlah keunikan bertugas di ibu kota, sehingga para Pejabat Kakanwil Dep.Agama DKI Jakarta tercatat masa dinasnya terpendek dibandingkan dengan Daerah lain, hanya sekitar 2 tahun atau kurang.
Walau dengan segala keunikannya dapat juga mengukir pengalaman dan prestasi diantaranya sebagai berikut :

1). Mendapatkan Penghargaan Award dai IMI , Mendapatkan Tanda Penghargaan dari Presiden R.I. Bintang Karya Setya.

2). Berkesempatan tugas sebagai Pembaca Do’a di Istana Negara dihadapan Bapak Presiden R.I. dalam event-event kegiatan Nasional.

3).Menghadapi para demonstran yang menentang kebijaksanaan Pemerintah tentang Calon Jamaah Haji yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.

4).Melaksanakan pernikahan putra pertama Ir.Herdiansyah dengan Vicky Elviana di Sukabumi dan Resepsi Pernikahan di Gedung Manggala Wanabakti (gedung Resepsi Pernikahan tingkat elit pada saat itu).

5).Membangun Rumah yang cukup Representatif di Desa Arahan sebagai Identitas dan Tugu Keluarga.

4).Tercatat sebagai Calon Dirjen.
Suatu hari Menteri Agama Bapak H.Tarmizi Taher menginformasikan kepada saya bahwa beliau telah mengusulkan Saya kepada Bapak Presiden R.I. untuk diangangkat sebagai Direktur Jenderal Bimas Islam dan Urusan Haji, beberapa hari kemudian saya didatangi oleh Pejabat dari Sekretariat Negara (Sekneg) menyampaikan agar saya bersiap untuk itu. Sayang sebelum waktu pelantikan tiba Bapak Tarmizi Taher berakhir jabatannya sebagai Menteri Agama dan digantikan oleh Bapak Prof.DR.Quraisy Syihab (Rektor IAIN Syahid Jakarta). Dimasa beliau menjabat sebagai Menteri Agama ternyata yang diangkat sebagai Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji adalah Bapak Drs.H.Mubarok yang telah berpengalaman empat tahun sebagai Atase Haji di Saudi Arabia. Dua bulan beliau menjabat sebagai Menteri Agama terjadi perombakan Kabinet dan beliau diganti oleh Bapak Prof.DR.Malik Fajar.

Dalam masa kepemimpinan Bapak Prof.DR.Malik Fajar pada tahun 1998 saya dimutasikan ke Ranah kelahiran saya sebagai Kepala Kantor Wilayah Dep.Agama Propinsi Sumatera Selatan.

5). Pengangkatan saya sebagai Kakanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Selatan diawali dengan suatu peristiwa dimana pada tahun 1997 saya diminta oleh beberapa anggota DPRD Propinsi Sum-Sel untuk meramaikan Bursa Pemilihan Gubernur Sumatera Selatan dan saya tercatat sebagai salah seorang Bakal Calon (Balon).Namun setelah saya mengadakan penjajakan di daerah kemungkinan untuk itu sangat sulit maka saya mengundurkan diri sebagai Balon (Bakal Calon) Gubernur Sumatera Selatan, walaupun berita tentang itu sudah menyebar di Harian Sumatera Selatan (Sumex dan Pal Pos) . Atas pengalaman ini Menteri Agama Bapak Prof.DR.Malik Fajar menindak lanjutinya dengan mengangkat saya sebagai Gubernur Sumatera Selatan bidang Agama maka jadilah saya : Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Sumatera Selatan.
Bersamaan dengan keluarnya SK Menag tentang pengangkatan saya menjadi Kakanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Selatan, Drs.H.Azom Romli sebagai pejabat lama dipindahkan menjadi Kakanwil Dep.Agama Propinsi Lampung menggantikan Drs.H.Saleh Bina yang memasuki masa pensiun. Adapun sebagai Kakanwil Dep.Agama yang saya tinggalkan digantikan oleh Drs.H.Rusli Wolman dari Itjen Depag Pusat.

Jabatan Kakanwil Dep.Agama DKI Jakarta saya lepas melalui serah terima jabatan dengan Drs.H.Rusli Wolman dihadapan Gubernur DKI Bapak May.Jen. Soetiyoso. Alhamdu lillah tugas berat dan unik ini dapat saya selesaikan dengan selamat.



d. Kakanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Selatan (1998-2002).

Meninggalkan Jakarta ibu kota Negara R.I. dan pindah ke daerah terkesan sebagai suatu kemunduran. Bagi saya justru sebaliknya memandangnya sebagai suatu nikmat dan mempunyai hikmat tersendiri. Sumatera Selatan khususnya Desa Arahan Kecamatan Merapi Kabupaten Lahat merupakan Ranah Kelahiran tempat aku dibesarkan, memulai pendidikan dasar sehingga aku pandai mengenal huruf latin dan angka, belajar mengaji di Langggar/Surau sehingga mengenal huruf Arab dan pandai mengaji dan sholat. Secara khusus dari sinilah pertama kali lantunan do’a terucap dari bibir warganya dengan Ikhlas mendo’akan seorang anak petani kecil agar mendapatkan “keberkahan” dari sang Kholik Robbul ‘Izzati Allah subhanahu wata’ala. Do’a mereka dikabulkanNya, 56 tahun kemudian setelah menimba ilmu dan pengalaman dari luar yang cukup banyak kini pulang dan menjadi Pejabat Tinggi tingkat Propinsi sebagai :


Kakanwil Dep.Agama yang merupakan Orang Pertama di Sumatera Selatan di bidang Agama. Suatu fasilitas dan modal yang sangat tepat untuk Peduli kepada Ranah Kelahiran yang ditinggalkan 36 tahun yang lalu sejak tahun 1962 tamat PGAAN Palembang . Dengan modal yang dimiliki saat ini aku dituntut untuk berbuat yang terbaik (membangun) bagi Desaku Arahan khususnya bersama masyarakat. Inilah yang dimaksudkan dengan nikmat dan hikmah atas kembali ke Ranah Kelahiran. Apalagi jika dilihat dari keadaan umurku pada saat itu merupakan Masa Bakti terakhir menjelang Pensiun. Berita kepindahan saya ini disambut dengan gembira dan antusias oleh seluruh keluarga, lebih-lebih lagi teman-teman alumni PGAAN 1962 yang sangat mendambakan kehadiran saya ditengah-tengah mereka.
SK.Menteri Agama tentang mutasi ini saya terima dengan senang hati dan rasa syukur kehadirat Allah subhanahu wata’ala, dengan dilandasi niat yang ikhlas ingin mengabdi, berbakti dan membangun wilayah Negara Republik Indonesia yang terletak didaerah kelahiranku.

Tugas di Propinsi Sumatera Selatan diawali dengan mengucapkan Sumpah Jabatan yang dihadapan Gubernur Sumatera Selatan Bapak May.Jen.H. Ramli Hasan Basri kemudian dilanjutkan dengan pelantikan sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Sumatera Selatan yang dilaksanakan di Aula Kantor Gubernur dengan disaksikan oleh Pejabat Teras Pemda, Muspida Sumsel dan para Pejabat dan Karyawan Kanwil Dep.Agama.
Keesokan harinya dilaksanakan Acara Pisah Sambut dengan pejabat lama Bapak Drs.H.Azom Roml dan Ibu. Pada acara ini kami menyampaikan ole-ole kepada para hadirin dalam bentuk menampilkan satu persatu keatas pentas anggota keluarga untuk diperkenalkan dari Iyang sampai kepada Anak-anak yang dikomentari dengan prestasi mereka masing-masing.
-Iyang, seorang istri yang telah mendampingi dengan setia selama 31 tahun berasal dari keluarga ulama’ Sum-Sel K.H. Rasyid Thalib yang merupakan Ulama, Da’i Kondang dan Paforit saat itu. Perkenalan ini disambut dengan aplaus meriah terutama dari teman-temannya di tahun 1960 han pada saat belajar di Persiapan IAIN Palembang dan sebagai Aktifis dan Pendiri PII Sum-Sel.
- Anak-anak : Yang mendapatkan aplaus dan decak para hadirin :
-IR.Herdiansyah, alumni ITB Bandung dan baru menyelesaikan Pendidikan Khusus di Jerman.
- Drs.H.Safriansyah, MBA , putra kedua Alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, baru menyelesaikan S2.
- Ahmad Hamami,S.Sos, Alumni Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jayabaya Jakarta dan baru menyelesaikan Pendidikan Khusus di Canada.
- Zulfikri, sibungsu pulang cuti yang sedang mengikuti Pendidikan di Australia.



Dalam acara ini hadir berapa orang pejabat dari Kanwil Dep.Agama DKI yang khusus mengantar kami ke Palembang. Mendengar materi perkenalan ini mereka berkomentar :….. “kami heran”…. Selama di Jakarta kami tidak pernah mendengar dan mengetahui hal ini”.

Puncak penampilan adalah saat Iyang menyampaikan kata sambutannya setelah mantan Ketua Dharmawanita Ibu Azom Romly. Sambutan dengan lantang, lancar,padat dan berisi diucapkan Iyang tanpa teks yang membuat kekaguman para hadirin.

Materi perkenalan ini sengaja kami rancang sedemikian rupa agar membuat kami Percaya Diri, dan membuat para staf Kanwil Dep.Agama yang akan menjadi anak buah kami beserta teman-teman lama akan mengetahui hasil perantauan kami selama ini yang merupakan modal untuk memimpin Kanwil Dep.Agama Sumsel. Dan sebagai antisipasi terhadap “Pameo lama” yang mengatakan bahwa : ……” Memimpin masyarakat Sumatera Selatan “Bak nggiring Sapi Gilo”
“…..digiring dari belakang ditendangnyo, ditarik dari depan di amuknyo, digiring dari samping ditinggalkannyo…….”

Bertugas di Sunatera Selatan mempunyai dua fokus Konsentrasi yang sama berat : Pertama sebagai Pejabat harus menyukseskan Pembangunan dibidang Agama baik Program Pemerintah Pusat maupun Program Pemerintah Daerah , Kedua sebagai “Pribadi” yang ingin Berbakti bagi Desa Kelahiran yang telah lama menunggu kehadiran saya.
Kedua-duanya merupakan tugas yang tidak dapat dibedakan dalam penanganannya.

1).Tugas sebagai Pejabat.
Pembangunan dibidang Agama yang merupakan Program Pemerintah termaktub dalam DIP Pusat dan DIP Daerah dilaksanakan oleh Pimpro (Pemimpin Proyek) dan Benpro (Bendaharawan Proyek). Dan Kegiatan Rutin termaktub dalam DIK yang dilaksanakan oleh pejabat Struktural di Kanwil dan Kandepag Kabupaten/Kota. Selaku Pejabat atasan Pimpro dan Atasan Pejabat Struktural bertugas melakukan Pengarahkan dan Pengawasan agar kegiatan terlaksana sesuai dengan Pagu baik dana maupun schedulnya. Pengalaman selama 9 tahun mengendalikan 3 Kanwil (Maluku,Sumut dan DKI) merupakan modal utama dalam menyukseskan kegiatan Pisik dan Non Pisik di Sumsel. Alhamdu lillah selama 4 tahun memimpin Kanwil Dep.Agama Propinsi Sumatera Selatan tidak ada gejolak dan hambatan yang berarti.





2).Tugas selaku Pribadi
Kepedulian terhadap Pembanguan Desa Kelahiran, diupayakan melalui kondisi dimasyarakat dengan memfokuskan kepada 3 Skala Prioritas Pembangunan di Desa Arahan.( Baca Uraian yang berjudul “Tiga Pengabdian bagi Ranah Kelahiran”)

a). Membangun Keutuhan Jurai.
Melanjutkan dan Menyempurnakan pembangunan Rumah keluarga sehingga rampung dan Representatip , menjadi Tugu Keluarga yang merupakan tempat keluarga berkumpul dan bermusyawarah. Bangunan ini diberi nama ”Wisma Derunuk”. Derunuk adalah nama aseli dari Haji Muhammad Nur Puyang kami (orang tua kakek) .

b). Mengangkat Citra Kampung.
Merenovasi secara besar-besaran Masjid Taqwa Desa Arahan sehingga merupakan masjid kebanggaan yang termegah di Tingkat Kecamatan (Merapi).Pembanguan menelan biaya sebesar sekitar
Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) didapat dari gotong royong Penduduk dan Perantau desa Arahan serta bantuan dari Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Padang Bolak Jaya yang terletak diseberang Sungai Lematang yang merupakan Bekas Lahan Perladangan Penduduk desa Arahan pada masa lampau.

c).Mendirikan Lembaga Pendidikan.
Mewakafkan Tanah Keluarga seluas 1 hektar dan dibangun Lembaga Pendidikan: Madrasah Tsanawiyah, Pondok –Pesantren dan Madrasah Aliyah melalui Yayasan Pendidikan Islam Ash-Shomadiyah yang dinisbahkan kepada nama kakek kami bernama H.Abdul Somad.
Setelah Pendidikan berjalan dengan baik dan lancar, seluruh Aset yayasan yang terdiri dari Tanah dan Bangunan senilai sekitar
Rp 2.000.000.000,- (dua milyard rupiah) kami serahkan kepada Pemerintah dalam hal ini Departemen Agama R.I.” tanpa ganti rugi “ sebagai persyaratan Penegrian Madrasah Aliah Ash- Shomadiyah sehingga sekarang menjadi Madrasah Aliah Negeri Arahan.

Untuk menyemarakkan kegiatan masyarakat sedang membangun desa , kembali Iyang berperan aktif dengan mengajak ibu-ibu membuka Lembaga Pendidikan Informal dalam bentuk “Majlis Taklim” yang disambut dengan antusias sehingga terbentuklah Pengajian Ibu-Ibu Desa Arahan pada tanggal 21 April 1999. Untuk menggairahkan anggota baru pengajian ini Iyang mengusahakan Pakaian Seragam dengan harga murah dan mencicil. Pengajian ini berjalan dengan baik sampai sekarang yang dilaksanakan di “Masjid Attaqwa” yang megah itu setiap hari Jum’at ba’da sholat Jum’at


3). Didesa kelahiran tidak luput untuk melayani masyarakat yang mengharapkan uluran tangan kami untuk mendapatkan bantuan, Allah membukakan pintu hati kami untuk menyambut mereka. Untuk itu banyak tercatat mereka yang tertolong terutama dalam kesempatan Penerimaan Calon Pegawai Baru Dep.Agama yang terhindar dari permainan kotor para oknum. Mereka terbantu dan Lulus Murni dengan penerapan Kebijaksanaan : “Penerimaan Calon Pegawai yang Bersih”

4) Pernikahan Putra Bungsu di Desa Kelahiran.
Nikmat Allah untuk keluarga secara khusus kami rasakan tatkala putra bungsu kami Zulfikri menyampaikan keinginannya untuk berumah tangga dengan temannya bernama Lulu Luntari yang tinggal bertetangga dengan kami di Komplek Kampus POM Palembang. Setelah mendapat restu dari kakaknya Ahmad Hamami S.Sos. karena (melangkahi) maka diproseslah dengan pelaksanaan Akad Nikah tanggal 7 Januari 2001 di Palembang dan Walimatul ‘Ursy tanggal 14 Januari 2001 dilaksanakan dengan upacara adat di Desa Arahan. Pesta dan persedekahan didukung oleh seluruh keluarga dan seluruh aparat Kanwil dan Kandepag terlaksana dengan meriah. Pelaminan , Pakaian kebesaran Adat Minangkabau “Saluk Kebesaran” yang dikenakan Putra dan “Sunting Lengkap” oleh Penganten Putri menambah anggunnya perhelatan. Pelaksanaan persedekahan dikampung ini merupakan kesempurnaan nikmat yang kami rasakan karena hati kecil kami sangat mendambakan untuk dapat melaksanakan Pesta Perkawinan anak bersama keluarga dan masyarakat didesa Arahan.

5). Pernikahan terakhir untuk Anak-Anak.
Empat bulan setelah pelaksanaan pernikahan Zulfikri, kakaknya Ahmad Hamami menyampaikan keinginannya kepada kami untuk menyunting seorang putri pilihannya bernama Nova Indriani yang berasal dari Muara Enim. Penyampaian ini kami sambut dengan senang hati karena jika hal ini terlaksana memberikan nuansa tersendiri kepada kami. Pertama bahwa do’a kami terkabul…….”Semoga kami dapat tuntas mengantar putra-putra kami sebelum kami Pensiun”. Kedua “Mantu” kami yang terakhir ini berasal dari daerah yang sama dengan kami.
Setelah diadakan penjajakan dan menemukan kesepakatan maka dilaksanakanlah acara meminang yang ditandai dengan antaran “Piring Selawi” yang merupakan Adat di Daerah Muara Enim. Dalam acara ini disepakatilah Rencana selanjutnya yaitu : Pernikahan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 2001 tepat Hari Ulang Tahun Ahmad Hamami yang ke 30.
Tiba pada saatnya seluruh keluarga dari kedua belah pihak telah berkumpul di Jakarta untuk melaksanakan Upacara Perkawinan Ahmad Hamami dengan Nova Indriani.



Pelaksanaan Aqad Nikah dilangsungkan di Masjid Jami’ Al-Ittihad Tebet Barat yang dihadiri oleh Menteri Agama R.I. Bapak K.H.Tolhah Hasan sekaligus sebagai Saksi Nikah yang didampingi oleh Sekjen Dep.Agama Bapak Drs.H.Mubarok dan Ibu. Nasehat perkawinan disampaikan oleh Bapak Menteri Agama dengan uraian yang cukup memukau para hadirin yang memadati Masjid.
Resepsi pernikahan dilaksanakan di Gedung Serba Guna Komplek Olah Raga Senayan. Penganten memakai Pakaian Kebesaran (Penganggon) Sriwijaya yang diiringi dengan lagu Tembang Gending Sriwijaya. Pesta berjalan meriah dibawa bimbingan Pemandu Acara Helmi Yahya MC Kondang pada Saat itu.
Dengan rampungnya upacara ini maka tuntaslah tugas kami selaku orang tua untuk mengantar anak-anak kami sejak dari mengasuh, membesarkan,mendidik sampai kepada jenjang mereka berumah tangga.

6). Melaksanakan “Badal Haji” almarhum Ayah dan Ibu.
18 tahun lamanya merindukan dan mendambakan untuk dapat kembali ke Baitullah dan Ziarah ke Makam Rasulullah sejak menunaikan ibadah Haji Pertama sebagai Petugas (TPHI) di tahun 1982. Baitullah dan Maqam Rasulullah terbayang-bayang dikelopak mata serta keinginan untuk kembali mengunjunginya. Demikian juga Iyang yang berangkat diajak oleh Ibu Murni Munawir Syadzaly ditahun 1984 mempunyai perasaan yang sama, tentang kerinduan dan keinginan untuk bertemu dengan Baitullah dan Ziarah ke Makam Rasulullah.
Ditahun 2000 ini Ranah Kelahiran membawa “Berkah” bagi kami berdua untuk menunaikan Ibadah Haji Bersama. Keberkahan ini diawali atas ajakan Bapak H.Yunani Ketua PT.Varita KBIH dibawah naungan PT.PUSRI untuk mendampingi Jamaah Haji mereka sebagai Pembimbing Ibadah. Ajakan ini langsung saya terima dengan ucapan “Terima Kasih” kepada mereka dan ucapan”Syukur” kehadirat Allah swt.
Setelah saya mengusahakan dan berhasil melunasi biaya ONH untuk Iyang maka tercatatlah kami berdua sebagai Jamaah Haji Sumatera Selatan pada tahun itu. Karena saya telah menunaikan ibadah haji pada tahun1982 yang lalu maka saya niatkan pelaksanaan haji tahun ini menyampaikan keinginan dan niat ayahnda M.Zubir semasa hidupnya.
Sejak keberangkatan kami dari tanah air sampai kami tiba di Tanah Suci seluruh Niat dalam Manasik Haji selalu kuniatkan untuk melaksanakan “Badal Haji” bagi almarhum ayahku Muhammad Zubir bin Haji Abdul Somad.
Kesempatan untuk melaksanakan Haji dan Ziarah ke Maqam Rasulullah saw ini berulang pada tahun 2002 dengan motif yang sama dimana pada saat itu kembali Bapak H.Yunani mengajak saya untuk



kedua kalinya mendampingi Jamaah Haji PT.Varita sebagai Penasehat dan Pembimbing Ibadah dan juga sebagai kenang-kenangan kepada saya yang
akan memasuki Masa Pensiun. Tawaran inipun saya sambut dengan perasaan bahagia. Pada kesempatan kali ini kembali saya teringat kepada almarhumah Ibuku yang telah berniat dan berusaha bersama ayahku untuk menunaikan Ibadah Haji. Namun sampai akhir hayatnya niat beliau belum terlaksana, sehingga kesempatan yang baik ini saya gunakan untuk menyampaikan hasrat ibuku yang tidak tercapai semasa hidupnya. Sehingga seluruh niat dalam pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini saya niatkan untuk melaksanakan “Badal Haji” bagi Almarhumah Ibuku “Nurayu binti AbdulKusir”. Dengan terlaksananya “Badal Haji” bagi Ayah dan Ibu ini mudah-mudahan beliau berdua telah berpredikat Haji Muhammad Zubir dan Hajjah Nurayu dialam Barzakh. Amin.



7). Kunjungan ke Luar Negeri yang terakhir.

Allah swt melengkapi nikmatNya diakhir tugas sebagai Abdi Negara dengan kunjungan kenegara Paman Sam United States Of America (USA) untuk melakukan study banding Pelaksanaan Pendidikan Modern dinegara Adi Kuasa ini. Rombongan yang terdiri dari para Pejabat Eselon I dan II Pusat serta para Kakanwil seluruh Indonesia ini dipimpin Dirjen Binbaga Islam Bapak Prof.DR.H.Husni Rahim.
Kunjungan dilakukan ditempat-tempat Lembaga Pendidikan yang dianggap sukses membina peserta didik untuk menguasai Ilmu Pengetahuan Modern melalui Metode dan Peralatan Pendidikan Mutakhir dibawah Bimbingan para Guru yang Professional dan didukung dengan Dana dan Fasilitas yang cukup dan memadai. Dari kunjungan ini para peserta dapat mengambil kesimpulan singkat bahwa Pendidikan dapat berhasil apabila didukung oleh unsur-unsur : Guru yang Profesional, Dana yang cukup, Saarana dan Fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan, dukungan yang penuh dari orang tua siswa dan Masyarakat serta dibawah naungan kebijaksanaan Pemerintah yang kondusif.Kesimpulan yang masih dalam Bayangan dan Wacana untuk negara berkembang seperti Indonesia.
Setelah kegiatan pokok dlaksanakan , didakan kunjungan bebas yang memberikan kesan Rekreasi di Negara Maju, justru kegiatan terakhir ini yang banyak berkesan dibenak para peserta.

8). Kepedulian Khusus bagi Keluarga.

Selama bertugas sebagai Pejabat di Ranah Kelahiran Secara khusus dapat memberikan kepedulian bagi Keluarga diantaranya :
a). Merenovasi Rumah tua peninggalan Orang tua.
b). Membangun dua buah Rumah Gedung Permanent buat Keponakan yang sangat membutuhkan.
c). Membangun Musholla “Ash-Shomadiyah” berfungsi sebagai TPA yang dipimpin oleh salah seorang cucu dari kakek kami H.Abd.Somad.
d). Menghadiahka sebuah Rumah buat “Meraje”.
e).Memberikan bantuan Insidentil dan Spontan kepada keluarga yang sangat membutuhkan.
f). Melaksanakan “Walimah Pernikahan” beberapa orang Keponakan dan Anak Angkat.

Dengan terlaksananya dua tugas pokok :
Pertama Tugas sebagai Pejabat Pemerintah melaksanakan Pembangunan di bidang Agama melalui DIP dan DIK. Terlaksana dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti. Dan berakhir dengan mulus.
Kedua Selaku Putra Daerah , Berpartisipasi dalam Pembanguan Desa Kelahirannya. Bersama masyaraka serta dukungan mereka dapat Mencapai sasaran yang diinginkan.
Kedua-duanya berjalan bersama dengan baik memberikan kepuasan , baik bagi para staf dikantor maupun anggota masyarakat di Desa Kelahiran. Kepuasan dihati merupakan Nikmat tersendiri yang dapat dirasakan. Alhamdu lillah Semoga semua ini merupakan Amal Jariyah yang bernilai Ibadah disisi Allah. Amin ya Robbal ‘alamin.

Tidak ada komentar: